KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Link: KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Musyawarah di lingkungan sekitar.
Bahan Bacaan Peserta Didik
Mengenal Musyawarah
A.
Musyawarah di Rumah
Keluarga Budi berencana akan
pergi bertamasya. Dalam menentukan tujuan bertamasya, Ayah selaku kepala
keluarga mengadakan musyawarah yang dikuti oleh semua anggota keluarga.
Dalam musyawarah itu, ayah meminta seluruh anggota keluarganya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai tempat yang menjadi tujuan bertamasya.
“Siapa diantara kalian yang
akan memberikan usul duluan?,” tanya ayah kepada semuanya.
“Saya, Yah,” jawab Budi.
“Ayo apa usulmu, Nak?,” kata
ayah.
“Bagaimana kalau kita pergi
bertamasya ke gunung?” usul Budi.
“Baik, akan ayah tampung dulu.
Rud, apa usulmu?” tanya ayah kepada Kak Rudi.
“Bagaimana dengan Ibu?” tanya ayah
pada ibu.
“Bagaimana kalau kita pergi ke
rumah nenek saja? Kan kita sudah lama tidak
berkunjung ke rumah nenek.”
Usul ibu.
“Baiklah semua usul dari kalian
ayah terima dan hormati. Berikan ayah sedikit waktu untuk mengambil keputusan,”
kata ayah.
“Baik, Ayah,” jawab semuanya.
Setelah mempertimbangkan semua
pendapat, akhirnya ayah mengambil keputusan. “Setelah ayah pertimbangkan, kalau
kita pergi ke gunung saat ini, akan membahayakan keselamatan kita, karena
sekarang ini cuacanya sedang tidak bagus. Sedangkan kalau pergi rumah nenek,
saat ini bukan waktu yang tepat, karena rumah nenek cukup jauh sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian, tempat yang paling tepat
untuk dijadikan tempat kita bertamasya adalah kebun binatang. Bagaimana, apakah
kalian setuju?” tanya ayah pada Ibu, Budi, dan Kak Rudi.
“Setuju,” jawab mereka
serempak.
Akhirnya keluarga Budi sepakat
pergi bertamasya ke kebun binatang. Meskipun usulnya tidak dijadikan keputusan,
akan tetapi Budi mau menerimanya dan melaksanakan keputusan musyawarah itu.
B. Musyawarah di
Sekolah
Pada pelajaran hari ini, Bu Ika
selaku wali kelas empat akan memusyawarahkan rencana belajar di luar kelas.
Sebelumnya, siswa kelas empat juga mengadakan belajar di luar kelas
dengan melakukan kunjungan ke hutan lindung. Bu Ika belum mempunyai pilihan
tempat untuk dijadikan tempat belajar di luar kelas. Bu Ika pun segera
merundingkannya dengan seluruh siswa kelas empat.
“Anak-anak, pada semester dua ini, ibu merencanakan untuk
melaksanakan pembelajaran di luar kelas untuk mata pelajaran PPKn.
Pelaksanaannya pada pertengahan semester ini, setelah kalian melaksanakan
ulangan pertengahan semester. Bagaimana, apakah kalian setuju dengan rencana
tersebut?” tanya Bu Ika.
“Setuju,” jawaban seluruh siswa serempak.
“Baiklah. Akan tetapi ibu belum menentukan tempat yang
akan kita tuju. Karena ibu ingin kalian sendiri yang menentukannya. Siapakah
diantara kalian yang akan memberikan usul?” tanya Bu Ika.
“Saya, Bu,” jawab Reva.
“Silakan kemukakan pendapatmu, Reva,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita ke hutan lindung lagi, Bu?”
Karena kita bisa kembali melihat perkembangan tanaman
yang tumbuh di hutan tersebut,” usul Reva.
“Baik, ibu akan tampung dulu. Ada usulan lain?”
“Saya Bu,” jawab Nanda.
“Ya, silakan,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor Pemerintahan
Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah kita. Selain biayanya murah, kita juga
bisa menanyakan
kepada aparat desa mengenai lembaga-lembaga yang ada di
pedesaan, serta mengenai proses musyawarah yang biasa dilakukan oleh
pemerintahan desa,” usul Nanda.
“Bagus, ada yang mau berpendapat lagi?
“Saya, Bu,” jawab Budi.
“Silakan Budi,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor kepolisian? Di
sana kita akan mendapatkan informasi mengenai cara kerja polisi dalam
memberantas kejahatan,” usul Budi.
“Baiklah, ibu rasa cukup. Sekarang kita mempunyai tiga
pilihan tempat yang kita jadikan sebagai tempat belajar kita. Sekarang kalian
pilih satu dari tiga tempat tersebut. Tuliskan tempat yang kalian pilih pada
selembar kertas dan digulung,” jelas Bu Ika
Seluruh siswa kelas empat langsung melaksanakan perintah
Bu Ika. Selang beberapa saat Bu Ika kembali bertanya: “Bagaimana, sudah selesai
semuanya,”
“Sudah, Bu,” jawab mereka serempak.
“ Budi, Ika, coba kalian kumpulkan gulungan kertas yang
ada pada teman kalian,” kata Bu Ika kepada Budi dan Reva.
“Baik, Bu,” jawab Budi dan Reva.
Setelah gulungan kertas tersebut terkumpul semuanya. Bu
Ika menyuruh Budi untuk membacakan setiap pilihan dari temannya yang tertulis
dalam gulungan kertas. Sementara itu, Sita menuliskannya di papan tulis. Kertas
yang dibaca Budi sudah habis. Reva pun mulai menghitung jumlah suara yang
diperoleh setiap pilihan tempat. Ternyata hasil penghitungan suara menunjukkan,
sebagian besar siswa kelas empat menginginkan belajar di luar kelas pada
semester dua ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke kantor Pemerintahan
Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah.
“Anak-anak, hasil perhitungan suara menetapkan bahwa
kelas kita akan berkunjung ke kantor Pemerintahan Desa Sukamaju. Ini adalah
keputusan musyawarah, yang berarti keputusan bersama. Kalian harus mematuhi
keputusan musyawarah ini. Jangan ada yang merasa kecewa karena tempat yang
diusulkannya tidak terpilih,” tegas Bu Ika.
Mendengar penjelasan Bu Ika, semua siswa kelas empat menerima hasil keputusan musyawarah yang mereka lakukan. Mereka sangat gembira, karena sebentar lagi akan belajar di luar kelas.
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Apa saja yang harus kita perhatikan
ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?
2.
Apa akibat yang akan terjadi apabila
setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?
3.
Sebagai ketua kelas, Andi ditugaskan
oleh Bu Dewi untuk memimpin musyawarah kelas untuk membahas mengenai jenis
kesenian yang akan ditampilkan oleh Kelas IV pada kegiatan pentas seni. Akan tetapi,
Andi langsung memutuskan sendiri jenis kesenian yang akan ditampilkan oleh
kelasnya tanpa bermusyawarah terlebih dahulu.
Berdasarkan cerita
tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Andi?
serta apa akibatnya?
a. Disampaikan dengan jelas b. Tidak menyinggung
perasaan orang lain c. Tidak memotong
pembicaraan orang lain d. Tidak bertele-tele e. Tidak memaksakan
pendapatnya kepada orang lain |
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Tata cara menyampaikan pendapat secara sistematis
Menyampaikan Pendapat Ketika Bermusyawarah
Dalam rangka menyambut hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati tanggal 2 Mei, SDN Sukamaju tempat Budi, Nanda, dan Reva bersekolah akan melakukan kegiatan pentas seni, seperti paduan suara, menari, dan seni drama. Tema pertunjukkan adalah guru dan masa depan pendidikan anak-anak Indonesia. Setiap kelas harus menampilkan salah satu dari tiga kreasi seni yang akan ditampilkan dalam kegiatan pentas seni. Semua peserta didik harus terlibat dalam kegitan tersebut, baik sebagai pemain maupun yang mempersiapkan peralatan.
Peserta didik kelas empat harus
mengikuti salah satu kreasi seni tersebut. Mereka harus memilih kreasi seni
yang benar-benar mereka kuasai sehingga bisa ditampilkan secara baik dan dapat
memuaskan para penonton yang melihatnya. Kemudian, mereka mengadakan musyawarah
kelas untuk menentukan jenis kreasi yang akan ditampilkan. Musyawarah kelas
tersebut dipimpin oleh Nanda selaku ketua kelas empat.
Semua peserta didik
menyampaikan pendapatnya dalam musyawarah tersebut. Akan tetapi mereka
kesulitan untuk mencapai kesepakatan. Setiap peserta didik kelas empat ingin
berpendapat, tetapi tidak mendengar pendapat orang lain. Nanda kesulitan
mengambil keputusan. Semua peserta didik hanya ingin didengar tetapi tidak mau
mendengar orang lain.
“Pokoknya, kita harus
menampilkan seni pertunjukkan karena kreasi seni tersebut paling baik untuk
ditampilkan kelas kita dibandingkan dengan kreasi seni lainya. Ingat teman-teman,
penampilan kelas kita harus yang yang paling baik. Kelas kita harus bisa
mengalahkan penampilan kelas-kelas lainnya. Menampilkan seni pertunjukkan
adalah satu-satunya cara supaya kelas kita menjadi yang terbaik. Usul saya ini
adalah yang terbaik. Ini juga telah dibicarakan dengan kelompok saya. Tolong
dengarkan, hormati dan akui pendapat saya ini. Ini demi kepentingan kelas
kita,” usul salah seorang peserta didik yang bernama Rani.
“Teman-teman, dari tadi kita hanya dituntut untuk mendengarkan dan menghormati pendapat Rani. Tetapi Rani sendiri tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Ran, tolong jangan memaksakan pendapat pada orang lain dong,” kata Putri menyanggah pendapat Rani.
“Nanda, sebagai ketua jelas
kamu harus tegas. Jangan diam saja,” kata Andi kepada Nanda dengan nada
membentak.
“Baiklah, saya mau bicara.
Tetapi, teman-teman tolong dengarkan saya juga. Sebagai ketua kelas, saya juga
ingin pendapat saya didengar. Saya paham, semua orang juga ingin didengar
pendapatnya. Tetapi kalau semua ingin didengar dan tidak mau mendengar pendapat
orang lain, kita tidak akan memperoleh suatu kesepakatan atas permasalahan yang
kita hadapi. Teman-teman, yang terjadi sekarang diantara kita adalah setiap
orang saling memaksakan kehendaknya dan terus saja berbicara tanpa mau
mendengar orang lain. Saya tahu, semua orang ingin didengar, dihormati, dan
diakui,” jelas Nanda.
Semua peserta didik diam
mendengarkan penjelasan Nanda. Sebagian di antara mereka menyadari bahwa mereka
telah keliru dengan saling memaksakan kehendaknya. Akan tetapi, Rani tetapa
ngotot supaya pendapatnya dijadikannya keputusan.
“Teman-teman, permasalahan
kelas kita itu kecil. Semuanya bisa diselesaikan dengan jalan kalian menerima
dan melaksanakan pendapat saya tadi. Saya sangat sangat yakin, dengan
menanpilkan seni pertunjukkan, kelas kita akan menjadi yang terbaik dalam
kegiatan pentas seni nanti. Sekali lagi saya tekankan, tolong putuskan pendapat
saya ini,” usul Rani sambil ngotot.
“Rani, mengapa kamu sangat
ngotot dengan pendapatmu?” tanya Reva.
“Saya hanya ingin kelas kita
menjadi yang terbaik. Ya, caranya dengan menampilkan seni pertunjukkan,” jawab
Rani dengan nada tegas.
Semua peserta didik menjadi
bingung, termasuk Nanda. Beruntung, wali kelas empat yaitu Ibu Ika datang dan
mendengarkan apa yang terjadi dalam musyawarah peserta didik kelas empat.
“Ibu sudah mendengar dari tadi
apa yang kalian musyawarahkan. Semua pendapat yang kalin kemukakan bagus-bagus.
Pada intinya semuanya ingin menampilkan yang terbaik untuk kelas kita di
kegiatan pentas seni nanti,” kata Bu Ika.
“Iya Bu. Kami ingin kelas kita menjadi yang terbaik. Akan tetapi, kami sulit mengambil keputusan karena semua peserta didik ingin pendapatnya di dengar dan dijadikan keputusan. Jadi, kami harus bagaimana, Bu?” tanya Nanda.
“Kalian tidak akan mendapatkan
suatu kesepakatan sampai kapanpun jika kondisinya seperti ini. Ibu paham, semua
orang ingin didengar, dihormati, dan diakui. Kita merasa bangga kalau pendapat
kita didengar, diakui, dan dihormati orang. Tetapi, untuk memperoleh suatu
keputusan bersama, kalian harus mementingkan kepentingan bersama dari
kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu, kalian juga harus menghormati
dan menghargai perbedaan pendapat, menerima dengan lapang dada setiap kritik,
usul dan saran dari orang lain, menahan diri untuk tidak memaksakan kehendak bila
pendapatnya tidak diterima, serta menyadari bahwa keputusan yang dihasilkan
adalah keputusan yang terbaik demi kepntingan bersama,” kata Bu Ika.
“Bu, kalau pendapat saya tidak
didengar, tidak dihormati, dan tidak diakui berarti itu kesalahan saya. Mungkin
saya sering memaksakan kehendak orang lain?” kata Rani mengakui kesalahannya.
“Nah, kamu sudah menarik
kesimpulan sendiri, Rani. Itu bagus sekali. Ibu kagum atas kejujuranmu mau
mengakui kesalahan,” puji Bu Ika kepada Rani. “Supaya pendapat kalian didengar,
dihormati, dan dihargai orang lain maka kalian harus berbuat sama kepada orang
lain. Kalian paham maksud Ibu?” tanya Bu Ika.
Semua peserta didik terdiam
mendengar penjelasan Bu Ika. Pada akhirnya, mereka sadar atas kekeliruan yang
mereka lakukan. Kemudian, Bu Ika mempersilakan Nanda dan teman-temanya untuk
kembali melanjutkan musyawarah dan berpesan supaya keputusan yang diambil
adalah keputusan bersama dan bukan keputusan yang dipaksakan. Para peserta
didik kelas empat pun melanjutkan musyawarah kelas dipimpin oleh Nanda.
“Teman-teman, kita harus segera menghasilkan keputusan
bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Saya punya usul, bagaimana kita adakan
pemungutan suara saja, supaya semua keinginan teman-teman bisa ditampung.
Teman-teman tinggal memilih satu dari tiga pilihan kreasi seni untuk
ditampilkan oleh kelas kita,” usul Nanda.
“Setuju,” semua peserta didik serempak menjawab.
“Baiklah kalau bagitu, sekarang teman-teman menuliskan
pilihannya pada selembar kertas. Jika sudah, kumpulkan di meja saya. Nanti kita
hitung bersama-sama hasilnya,” jelas Nanda.
Semua peserta didik kelas empat dengan senang hati
menulis pilihan mereka dan menyerahkannya kepada Nanda. Kemudian Nanda dengan dibantu
oleh Reva, Putri, dan disaksikan oleh semua peserta didik kelas empat,
menghitung hasil pemungutan suara. Hasil pemungutan suara menunjukkan dari 30
orang peserta didik kelas empat, peserta didik yang memilih paduan suara
sebanyak 15 orang, 5 orang memilih seni tari dan 10 orang memilih seni
pertunjukkan. Dengan demikian, peserta didik kelas empat akan menampilkan
paduan suara pada kegiatan pentas seni nanti.
“Teman-teman, berdasarkan hasil penghitungan suara, kelas
kita akan menampilkan seni paduan suara pada kegaitan pentas seni nanti. Saya
harap semuanya dapat menerima dan melaksanakan keputusan ini. Bagaimana teman-teman,
apakah kalian puas dengan keputusan ini?” tanya Rapi.
“Puas,” jawab seluruh peserta didik kelas empat serempak
termasuk Rani yang tadi ngotot ingin usulnya yang dijadikan keputusan. Akhirnya
peserta didik kelas empat telah mempunyai keputusan bersama. Seluruh peserta
didik mematuhi dan melaksanakan hasil kepusan bersama tersebut, meskipun pendapatnya
tidak dijadikan keputusan.
Nah, dari cerita di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa suatu keputusan bersama tidak akan tercapai jika semua orang saling memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Keputusan bersama bukan merupakan keinginan dari satu orang atau satu golongan saja. Akan tetapi, merupakan hasil pertimbangan dari semua pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh semua peserta musyawarah dengan berdasarkan kepada prinsip keadilan. Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan bersama diperlukan kebijaksanaan untuk menampung aspirasi dari para peserta musyawarah sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses perumusan keputusan tersebut.
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Apa saja yang harus kita perhatikan
ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?
2.
Apa akibat yang akan terjadi apabila
setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?
3.
Siswa kelas IV sedang melaksanakan
musyawarah yang dipimpin oleh Nanda sebagai ketua kelas. Mereka bermusyawarah
mengenai jenis kesenian yang akan ditampilkan ketika pentas seni sekolah. Tono mengusulkan
untuk menampilkan pertunjukkan teater/drama yang menceritakan tentang
perjuangan para pahlawan. Akan tetapi, usulan Tono tersebut tidak disetujui
oleh sebagian besar siswa kelas IV karena pertunjukkan teater/drama memerlukan
waktu latihan yang cukup lama. Sedangkan, kegiatan Pentas Seni tinggal 4 hari
lagi. Akhirnya, disepakati bahwa siswa kelas IV akan bernyanyi bersama dalam
kegiatan tersebut dan Tono pun ikut menyetujuinya.
Berdasarkan cerita
tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Tono
yang menyetujui kesepakatan musyawarah kelas?
Kunci Jawaban
1. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan pendapat:
a. Disampaikan dengan jelas b. Tidak menyinggung
perasaan orang lain c. Tidak memotong
pembicaraan orang lain d. Tidak bertele-tele e. Tidak memaksakan
pendapatnya kepada orang lain |
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Hak dan kewajiban sebagai peserta didik dan anggota keluarga
A. Hak Anak di Rumah dan di Sekolah
1. Hak Anak di Rumah
Budi, Nanda, dan Reva berkumpul
di taman belakang rumah Nanda. Mereka sedang belajar bersama untuk mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Setelah belajar bersama, mereka saling bercerita tentang kasih sayang
yang didapatkan dari orang tua. Orang tua mereka sangat sayang kepada mereka
mereka selalu memerhatikan hak-hak anaknya. Oleh karena itu, Budi Nanda dan
Reva sangat menghormati dan menyayangi kedua orang tuanya.
Setiap anak mempunyai hak. Hak
adalah sesuatu yang harus diterima oleh seseorang. Hak anak di rumah, antara
lain sebagai berikut:
a. Hak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan
dari orang tua.
b. Hak mendapatkan tempat tinggal dan pakaian.
c. Hak mendapatkan makanan dan uang jajan.
d. Hak mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
e. Hak untuk bermain.
f. Hak untuk didengar pendapatnya.
2. Hak Anak di
Sekolah
Budi, Nanda, dan Reva
bersekolah di SD Sukamaju. Sekolah mereka bersih. Sekolah mereka juga aman.
Mereka bisa belajar dengan tenang. Apabila belum paham mereka bertanya kepada
Bu Ika, guru mereka. Bu Ika menjawab pertanyaan mereka dengan senang hati.
Halaman sekolah Budi, Nanda,
dan Reva sangat luas. Saat istirahat mereka bermain dengan teman teman yang
lain di halaman sekolah dengan senang dan nyaman.
Selain mempunyai hak di rumah,
Budi, Nanda, dan Reva juga mempunyai hak di sekolahnya. Hak-hak mereka, di
antaranya sebagai berikut:
a. Hak mendapatkan pelajaran.
b. Hak bertanya kepada guru
c. Hak mendapat suasana belajar
tenang dan aman.
d. Hak menjadi anggota
perpustakaan.
e. Hak meminjam buku di
perpustakaan.
f. Hak mendapatkan nilai.
g. Hak mendapatkan sarana
belajar seperti buku, meja, dan kursi yang baik.
B. Kewajiban di
Rumah dan di Sekolah
1. Kewajiban di
Rumah
Budi, Nanda, dan Reva berangkat
ke sekolah bersama-sama. Mereka tiba di sekolah lima belas menit sebelum bel
masuk berbunyi. Hari ini Nanda dan Reva harus melaksanakan tugas membersihkan
kelas. Nanda dan Reva secepatnya melaksanakan tugas tersebut dan selesai
sebelum bel masuk berbunyi.
Bu Ika mulai menjelaskan
materi. Seluruh peserta didik memerhatikan penjelasan Bu Ika. Menurut Bu Ika
dalam kehidupan manusia selalu diarahkan oleh tata tertib. Tata tertib disebut
juga peraturan. Peraturan dibuat agar ditaati. Taat pada peraturan merupakan
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan.
Setiap anak memiliki kewajiban
di rumahnya. Kewajiban itu antara lain belajar dan membantu orang tua. Membantu
orang tua bisa dengan berbagai cara. Membantu orang tua tidak harus bekerja
berat. Pekerjaan ringan pun dapat dilakukan, misalnya menyiram tanaman,
membereskan tempat tidur, membereskan meja makan setelah makan, menyimpan buku pelajaran
dan sepatu pada tempatnya, dan membersihkan kaca jendela.
Demikianlah penjelasan Bu Ika
tentang kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anak di rumahnya
masing-masing. Kemudian, Bu Ika mengakhiri pelajaran hari ini dan mempersilakan
semua peserta didik kelas empat pulang ke rumahnya masing-masing. Budi, Nanda,
dan Reva setelah mendapatkan penjelasan dari Bu Ika mereka semakin sadar bahwa
mereka mempunyai kewajiban yang harus mereka lakukan di rumah masing-masing.
2. Kewajiban di
Sekolah
Setiap hari senin, Budi, Nanda,
dan Reva berangkat bersama ke sekolah. Berbeda dari biasanya mereka kelihatan
terburu-buru karena harus mengikuti upacara bendera. Mereka memakai topi, dasi,
sepatu hitam, dan kaus kaki putih.
Selain wajib mengikuti upacara bendera, kalian sebagai
peserta didik juga harus melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a. memakai seragam yang ditentukan;
b. datang tidak terlambat;
c. memerhatikan guru ketika menjelaskan;
d. menjaga kebersihan sekolah;
e. menjaga ketenangan belajar;
f. mengikuti semua pelajaran;
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan
kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik!
2.
Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan
kewajiban kalian sebagai seorang anggota keluarga!
3.
Sebagai seorang peserta didik, kalian
mempunyai hak dan kewajiban. Hak merupakan hal-hal yang kalian terima sebagai
peserta didik setelah melaksanakan kewajiban. Berkaitan dengan hal itu, mengapa
kita harus mendahulukan kewajiban dibandingkan dengan hak?
Kunci Jawaban :
1. 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik
a. Hak peserta didik, diantaranya mendapatkan
nilai, mendapatkan penjelasan dari guru, belajar dengan nyaman, menggunakan
fasilitas sekolah, dan sebagainya. b. Kewajiban peserta didik, di antaranya
mengerjakan tugas-tugas dari guru, menjaga kebersihan sekolah, mengikuti
upacara bendera, merawat fasilitas sekolah, dan sebagainya. |
a. Hak anak di rumah,
di antaranya mendapatkan kasih sayang, mendapatkan uang jajan, hak
mendapatkan pakaian, dan sebagainya. b. Kewajiban anak di rumah, di antaranya patuh
pada nasihat orang tua, menjaga kebersihan rumah, menjaga nama baik keluarga,
menyayangi saudara, dan sebagainya. |
3. Supaya terwujud keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menjaga kita untuk tidak mengingkari kewajiban.
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi da Norma di Masyarakat
Materi : Bentuk norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari
Norma-norma yang Berlaku di Masyarakat.
A. Hakikat Norma
Pada hari ini peserta didik kelas empat SDN Sukamaju
kembali akan belajar pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bu Ika
telah berada di ruang kelas. Begitu juga dengan para peserta didiknya, semuanya
telah siap untuk belajar dan mendengarkan penjelasan dari Bu Ika. Pada
pertemuan kali ini Bu Ika akan mengajak seluruh peserta didik kelas empat untuk
mengenal mengenai norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Para peserta didik pun sangat penasaran. Mereka ingin
segera tahu apa yang dimaksud norma itu. Rasa penasaran mereka sangat besar,
bahkan ada diantara mereka yang langsung mengajukan pertanyaan. Nanda
menanyakan arti norma, sedangkan Reva menanyakan jenis-jenis norma yang berlaku
di masyarakat. Bu Ika sangat memahami kondisi para peserta didiknya tersebut.
Bu Ika langsung mengobati rasa penasaran peserta didik dengan memberikan
penjelasan yang mudah dipahami peserta didiknya. Para peserta didik sangat
antusias mendengarkan penjelasan Bu Ika. Berikut inti penjelasan Bu Ika
mengenai arti norma dan jenisnya.
1. Arti Norma
Norma merupakan kaidah atau aturan yang harus dipatuhi
oleh setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya dalam
kehidupan di keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap manusia mempunyai sifat dan keinginan atau
kepentingan yang berbeda-berbeda. Perbedaan tersebut mengakibatkan manusia
berhubungan dengan manusia yang lainnya. Mereka saling bekerja sama,
tolong-menolong, saling bantu, dan sebagainya dengan tujuan untuk memenuhi kepentingannya itu. Nah, untuk mengatur
hubungan antarmanusia ini sangat diperlukan suatu norma. Dengan demikian, norma
itu sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah norma sama dengan peraturan? Jawabannya tidak sama. Peraturan mempunyai arti yang lebih luas. Peraturan itu adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku atau perbuatan kita. Biasanya peraturan itu tertulis dan bagi yang melanggar ada sanksinya atau hukumannya. Misalnya, peraturan lalu lintas. Biasanya, peraturan lalu lintas itu tertulis. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksinya bisa berupa teguran, hukuman kurungan atau denda. Sanksi yang berupa denda atau hukuman kurungan diputuskan setelah diproses di pengadilan. Pengadilan adalah tempat untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak
Norma merupakan ukuran perilaku baik atau buruk, dan
pantas atau tidak pantas. Biasanya norma itu disesuaikan dengan kebiasaan atau
adat istiadat masyarakat setempat. Norma juga dipengaruhi oleh keyakinan agama
yang dianut warga. Norma disebut juga sebagai peraturan yang tidak tertulis.
Misalnya, kewajiban menghormati orang tua. Anak yang menghormati orang tua
berarti dia telah mematuhi norma yang berlaku. Sedangkan anak yang tidak
hormat, berarti dia telah melanggar norma yang berlaku di masyarakatnya.
Nah, itulah bedanya antara norma dan peraturan. Jadi
norma itu berbeda dengan peraturan.
2. Bentuk-bentuk
Norma
Norma-norma yang berlaku di masyarakat dikelompokan ke
dalam empat macam, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan
norma hukum.
Norma agama, yaitu ketentuan hidup manusia yang bersumber
dari ketentuan Tuhan Yang Maha Esa yang tercantum dalam kitab suci setiap
agama. Contoh norma agama di antaranya adalah kewajiban untuk beribadah bagi
umatnya. Seorang umat beragama yang tidak melaksanakan kewajiban untuk
beribadah, maka dia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan nanti dalam kehidupan di
akhirat.
Norma kesusilaan, yaitu ketentuan dalam pergaulan manusia
yang bersumber dari hati nuraninya. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesusilaan
sifatnya tidak tegas karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa bersalah,
menyesal, malu, dan sebagainya). Contoh norma kesusilaan, seperti kewajiban
untuk berkata jujur setiap kali bergaul dengan orang lain. Orang tidak berkata
jujur atau suka berbohong akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah di
dalam hatinya. Ia akan terus menyesal karena telah berbohong kepada orang lain.
Norma kesopanan, yaitu ketentuan dalam kehidupan manusia
yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat. Sanksi terhadap
pelanggaran norma kesopanan sifatnya tidak tegas, tapi dapat diberikan oleh
masyarakat dalam bentuk celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan.
Contoh norma kesopanan, seperti kewajiban untuk menghormati orang tua, tidak menyinggung
perasaan orang tua, mematuhi nasihat orang tua, dan sebagainya. Anak yang tidak
hormat kepada orang tuanya, ia akan dikucilkan oleh orang tuanya, saudaranya ataupun
oleh anggota masyarakat lainnya.
Norma hukum, yaitu aturan yang dibuat dan ditetapkan oleh
badan yang berwenang mengatur manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
(berisi perintah dan larangan). Sanksi terhadap pelanggaran norma hukum
sifatnya tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa
kecuali, biasanya berbentuk hukuman penjara dan denda. Contoh norma hukum,
seperti larangan untuk membunuh orang lain. Setiap orang yang melakukan
pembunuhan maka dia akan di hukum penjara yang lamanya sesuai yang ditentukan
oleh hakim di pengadilan.
Norma-norma yang disebutkan di atas harus dipatuhi oleh
setiap anggota masyarakat. Dengan mematuhi norma-norma maka kehidupan
masyarakat.
menjadi
harmonis, saling menghormati, saling menghargai, dan tolong menolong antarsesama.
B. Melaksanakan Norma-Norma yang Berlaku di Lingkungan
Masyarakat Sekitar
1. Melaksanakan
Norma-Norma di Sekolah
Bel tanda masuk kelas telah berbunyi. Seluruh peserta didik kelas SDN Sukamaju segera bergegas berbaris di depan kelasnya masing-masing. Peserta didik-peserta didik kelas empat pun berbaris di depan kelasnya dipimpin oleh Reva selaku ketua kelas mereka. Bu Ika pun telah berada di depan ruangan kelas empat. Para peserta didik masuk ke kelas dengan tertib sambil menjabat dan mencium tangan Bu Ika. Para peserta didik kemudian duduk dengan rapi dan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh Reva.
“Siap, beri salam,” kata Reva kepada teman-temannya.
“Selamat pagi, Bu!” sapa seluruh peserta didik kelas
empat serentak.
“Selamat pagi!” jawab Bu Ika.
Sebelum memulai pelajaran Bu Ika terlebih dahulu
memperhatikan dengan seksama seluruh peserta didiknya. Bu Ika memerhatikan
seragam dan sepatu yang dipakai peserta didiknya serta rambut peserta didiknya.
Kemudian, Bu Ika menegur salah satu peserta didiknya yang bernama Rudi. Rudi
dipanggi ke depan kelas.
“Mengapa rambut kamu panjang dan tidak disisir rapi?”
tanya Bu Ika.
“Maaf Bu, saya sengaja membiarkan rambut saya panjang dan
disisirnya tidak rapi. Supaya saya kelihatannya seperti artis-artis sinetron,”
jawab Rudi.
Jawaban Rudi yang seperti itu tentu saja memancing teman-temannya
untuk berkomentar. “Huu, pengen kayak artis, kok lupa aturan,” komentar salah
seorang temannya.
Belum selesai Bu Ika menegur Rudi, tiba-tiba pintu kelas
diketuk dari luar. Di depan pintu tampak Andi dengan memakai seragam yang
berbeda dengan temannya.
“Maaf Bu, saya terlambat,” kata Andi.
“Mengapa kamu terlambat dan tidak memakai seragam
sekolah,?” tanya Bu Ika.
“Saya bangun kesiangan, Bu. Kemarin saya kehujanan, baju
seragam saya kotor dan masih basah. Jadi, terpaksa saya memakai baju bebas,”
jawab Andi.
Suasana kelas pun menjadi riuh. Teman-teman Andi pun ikut
berkomentar. Melihat suasana kelas yang tidak tenang, Bu Ika segera menenangkan
para peserta didiknya.
“Tenang anak-anak! Dengarkan semuanya, kalian tahu bahwa
tata tertib di sekolah mewajibkan para peserta didiknya untuk berpakaian
seragam, datang tepat waktu dan memotong rambutnya dengan rapi. Jika ada
peserta didik yang melanggar tata tertib, ia harus diberi sanksi. Hari ini Ibu
sangat kecewa, karena di kelas ini telah terjadi tiga pelanggaran yang
seharusnya tidak perlu terjadi. Mengapa pelanggaran ini harus terjadi?” tanya
Bu Ika. Semua peserta didik kelas tertunduk diam, suasana kelas pun menjadi
hening.
“Kalian berdua maju ke depan!” kata Bu Ika kepada Rudi
dan Andi.
Rudi dan andi pun maju ke depan sambil tertunduk malu.
“Karena kalian telah melanggar tata tertib sekolah,
kalian ibu hukum. Kalian harus mengerjakan uji kompetensi satu yang terdapat
dalam buku mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,” kata Bu
Ika.
Bu Ika pun menjelaskan kepada selurus peserta didik
mengenai pentingnya mematuhi peraturan atau tata tertib di sekolah. Supaya
proses pembelajaran tidak terganggu dan dapat berjalan dengan tertib. Menurut
Bu Ika, saat ini para peserta didik SDN Sukamaju sebagian besar telah
melaksanakan tata tertib sekolah. Pelanggaran hanya dilakukan oleh sebagian
kecil peserta didik saja. Para peserta didik sudah terbiasa masuk sekolah 15
menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, mengenakan pakaian seragam yang sesuai
dengan ketentuan sekolah, mengerjakan tugas-tugas dari guru, bersahabat dengan
teman-temannya, serta sopan terhadap guru atau orang yang lebih tua. Dengan
melaksanakan tata tertib sekolah maka para peserta didik sudah melaksanakan
norma-norma yang berlaku di sekolah.
2. Melaksanakan
Norma-Norma di Keluarga
Suatu hari, Reva, ayah dan ibu berkumpul di teras rumah.
“Yah, mengapa kita harus melaksanakan norma-norma yang berlaku di masyarakat?”
tanya Reva.
“Bukan hanya di masyarakat, tetapi dalam kehidupan di
keluarga pun kita harus mematuhi norma. Hal itu dikarenakan kita merupakan
anggota keluarga dan bagian dari masyarakat. Norma-norma yang berlaku dibuat
untuk ditaati oleh semua warganya. Sehingga akan tercipta kehidupan yang aman,
damai, dan tertib,” jawab ayah.
“Dalam hal apa saja kita harus melaksanakan norma-norma
itu, Yah?” tanya Reva penuh rasa penasaran.
“Dalam hal apapun kita harus berpegang teguh pada
norma-norma yang berlaku. Kita harus saling menghargai, menghormati, dan
tolong-menolong dengan sesama anggota keluarga yang lain. Sebagai seorang anak
Reva harus patuh terhadap apa yang perintahkan oleh orang tua dan antaranggota
keluargapun harus menjaga sopan santun dalam segala hal,” jelas ayah.
“Selain itu, kita juga harus bertutur kata yang lembut
ketika berbicara. Sehingga kerukunan hidup akan selalu terjaga. Jangan lupa
juga untuk senantiasa beribadah tepat pada waktunya. Karena itu, termasuk
ketentuan norma agama yang harus kita laksanakan,” kata ibu menambahkan.
“Oh, ya kalau begitu Reva sangat paham sekarang.
Norma-norma itu sangat penting untuk di taati,” kata Reva.
“Bagus kalau kamu sudah mengerti. Oh ya Bu, sekarang Ayah
akan pergi ke rumah Pak RT. Beliau mengundang Bapak untuk memusyawarahkan
rencana kerja bakti hari minggu besok,” kata ayah memberitahu Ibu dan Reva.
“Baiklah Yah! Reva, tolong antarkan kue ini kepada
tetangga kita, Bu Reni. Ingat, kamu harus sopan. Ketuklah pintu dan ucapkan
salam terlebih dahulu sebelum dipersilakan masuk. Bicaralah dengan ramah.
Katakan kue ini untuk adik kecil, Dava!” kata Ibu.
“Baik, Bu!” kata Reva.
Reva kemudian membawa kue tersebut untuk diberikan kepada
Bu Reni. Setelah sampai di rumah Bu Reni, Reva mengetuk pintu dan mengucapkan
salam.
“Permisi, Bu. Saya disuruh ibu untuk mengantarkan kue ini
untuk Dava,” kata Reva.
“Wah, tidak usah repot-repot nak. Masuk dulu nak!” kata
Bu Reni.
“Maaf Bu, tidak usah, lain kali saja,” kata Reva.
Penilaian
Pengetahuan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1.
Jelaskan, apa yang dimaksud dengan
norma?
2.
Sebutkan macam-macam norma yang berlaku
di masyarakat!
3.
Desa Sukasari merupakan desa yang
mengalami berbagai kemajuan. Masyarakat desa tersebut hidup rukun satu sama
lainnya. Mereka pun hidup tertib penuh kedamaian. Jarang sekali terdengar
perselisihan atau pertentangan di antara warga masyarakat desa tersebut. Setiap
warga merasa senang hidup di desa Sukasari.
Berkaitan dengan cerita
singkat tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut:
a. Menurut kalian apa
yang menyebabkan Desa Sukasari mengalami berbagai kemajuan?
b. Menurut pendapat kalian, apa saja manfaat norma bagi masyarakat Desa Sukasari?
Kunci Jawaban :
1. Norma merupakan kaidah atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. a. Norma Agama
b. Norma Kesusilaan
c. Norma Kesopanan
b. Jawaban
peserta didik akan beragam, tetapi setidaknya memuat tentang:
· terwujudnya kerukunan;
· masyarakat hidup
tenteram;
· masyarakat hidup
tertib;
KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024 Link: KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024