Tampilkan postingan dengan label Indriyani Suardika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indriyani Suardika. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Agustus 2022

PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat

 PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat



Materi : Musyawarah di lingkungan sekitar.

Bahan Bacaan Peserta Didik

Mengenal Musyawarah

A. Musyawarah di Rumah

Keluarga Budi berencana akan pergi bertamasya. Dalam menentukan tujuan bertamasya, Ayah selaku kepala keluarga mengadakan musyawarah yang dikuti oleh semua anggota keluarga.

Dalam musyawarah itu, ayah meminta seluruh anggota keluarganya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai tempat yang menjadi tujuan bertamasya.

“Siapa diantara kalian yang akan memberikan usul duluan?,” tanya ayah kepada semuanya.

“Saya, Yah,” jawab Budi.

“Ayo apa usulmu, Nak?,” kata ayah.

“Bagaimana kalau kita pergi bertamasya ke gunung?” usul Budi.

“Baik, akan ayah tampung dulu. Rud, apa usulmu?” tanya ayah kepada Kak Rudi.

“Bagaimana kalau kita pergi ke kebun binatang, Yah?” usul Kak Rudi.
 

“Bagaimana dengan Ibu?” tanya ayah pada ibu.

“Bagaimana kalau kita pergi ke rumah nenek saja? Kan kita sudah lama tidak

berkunjung ke rumah nenek.” Usul ibu.

“Baiklah semua usul dari kalian ayah terima dan hormati. Berikan ayah sedikit waktu untuk mengambil keputusan,” kata ayah.

“Baik, Ayah,” jawab semuanya.

 

Setelah mempertimbangkan semua pendapat, akhirnya ayah mengambil keputusan. “Setelah ayah pertimbangkan, kalau kita pergi ke gunung saat ini, akan membahayakan keselamatan kita, karena sekarang ini cuacanya sedang tidak bagus. Sedangkan kalau pergi rumah nenek, saat ini bukan waktu yang tepat, karena rumah nenek cukup jauh sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian, tempat yang paling tepat untuk dijadikan tempat kita bertamasya adalah kebun binatang. Bagaimana, apakah kalian setuju?” tanya ayah pada Ibu, Budi, dan Kak Rudi.

“Setuju,” jawab mereka serempak.

Akhirnya keluarga Budi sepakat pergi bertamasya ke kebun binatang. Meskipun usulnya tidak dijadikan keputusan, akan tetapi Budi mau menerimanya dan melaksanakan keputusan musyawarah itu.

B.  Musyawarah di Sekolah

Pada pelajaran hari ini, Bu Ika selaku wali kelas empat akan memusyawarahkan rencana belajar di luar kelas. Sebelumnya, siswa kelas empat juga mengadakan  belajar di luar kelas dengan melakukan kunjungan ke hutan lindung. Bu Ika belum mempunyai pilihan tempat untuk dijadikan tempat belajar di luar kelas. Bu Ika pun segera merundingkannya dengan seluruh siswa kelas empat.

“Anak-anak, pada semester dua ini, ibu merencanakan untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas untuk mata pelajaran PPKn. Pelaksanaannya pada pertengahan semester ini, setelah kalian melaksanakan ulangan pertengahan semester. Bagaimana, apakah kalian setuju dengan rencana tersebut?” tanya Bu Ika.

“Setuju,” jawaban seluruh siswa serempak.

“Baiklah. Akan tetapi ibu belum menentukan tempat yang akan kita tuju. Karena ibu ingin kalian sendiri yang menentukannya. Siapakah diantara kalian yang akan memberikan usul?” tanya Bu Ika.

“Saya, Bu,” jawab Reva.

“Silakan kemukakan pendapatmu, Reva,” kata Bu Ika.

“Bagaimana kalau kita ke hutan lindung lagi, Bu?”


Karena kita bisa kembali melihat perkembangan tanaman yang tumbuh di hutan tersebut,” usul Reva.

“Baik, ibu akan tampung dulu. Ada usulan lain?”

“Saya Bu,” jawab Nanda.

“Ya, silakan,” kata Bu Ika.

“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor Pemerintahan Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah kita. Selain biayanya murah, kita juga bisa menanyakan

kepada aparat desa mengenai lembaga-lembaga yang ada di pedesaan, serta mengenai proses musyawarah yang biasa dilakukan oleh pemerintahan desa,” usul Nanda.

“Bagus, ada yang mau berpendapat lagi?

“Saya, Bu,” jawab Budi.

“Silakan Budi,” kata Bu Ika.

“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor kepolisian? Di sana kita akan mendapatkan informasi mengenai cara kerja polisi dalam memberantas kejahatan,” usul Budi.

“Baiklah, ibu rasa cukup. Sekarang kita mempunyai tiga pilihan tempat yang kita jadikan sebagai tempat belajar kita. Sekarang kalian pilih satu dari tiga tempat tersebut. Tuliskan tempat yang kalian pilih pada selembar kertas dan digulung,” jelas Bu Ika

Seluruh siswa kelas empat langsung melaksanakan perintah Bu Ika. Selang beberapa saat Bu Ika kembali bertanya: “Bagaimana, sudah selesai semuanya,”

“Sudah, Bu,” jawab mereka serempak.

“ Budi, Ika, coba kalian kumpulkan gulungan kertas yang ada pada teman kalian,” kata Bu Ika kepada Budi dan Reva.

“Baik, Bu,” jawab Budi dan Reva.

Setelah gulungan kertas tersebut terkumpul semuanya. Bu Ika menyuruh Budi untuk membacakan setiap pilihan dari temannya yang tertulis dalam gulungan kertas. Sementara itu, Sita menuliskannya di papan tulis. Kertas yang dibaca Budi sudah habis. Reva pun mulai menghitung jumlah suara yang diperoleh setiap pilihan tempat. Ternyata hasil penghitungan suara menunjukkan, sebagian besar siswa kelas empat menginginkan belajar di luar kelas pada semester dua ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke kantor Pemerintahan Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah.

“Anak-anak, hasil perhitungan suara menetapkan bahwa kelas kita akan berkunjung ke kantor Pemerintahan Desa Sukamaju. Ini adalah keputusan musyawarah, yang berarti keputusan bersama. Kalian harus mematuhi keputusan musyawarah ini. Jangan ada yang merasa kecewa karena tempat yang diusulkannya tidak terpilih,” tegas Bu Ika.

Mendengar penjelasan Bu Ika, semua siswa kelas empat menerima hasil keputusan musyawarah yang mereka lakukan. Mereka sangat gembira, karena sebentar lagi akan belajar di luar kelas.


Penilaian Pengetahuan


Jawablah pertanyaan berikut ini!

1.  Apa saja yang harus kita perhatikan ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?

2.  Apa akibat yang akan terjadi apabila setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?

3.  Sebagai ketua kelas, Andi ditugaskan oleh Bu Dewi untuk memimpin musyawarah kelas untuk membahas mengenai jenis kesenian yang akan ditampilkan oleh Kelas IV pada kegiatan pentas seni. Akan tetapi, Andi langsung memutuskan sendiri jenis kesenian yang akan ditampilkan oleh kelasnya tanpa bermusyawarah terlebih dahulu.

Berdasarkan cerita tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Andi? serta apa akibatnya?


Kunci Jawaban :
1. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan pendapat:

a. Disampaikan dengan jelas

b. Tidak menyinggung perasaan orang lain

c. Tidak memotong pembicaraan orang lain

d. Tidak bertele-tele

e. Tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain

2. Musyawarah akan sulit mencapai kesepakatan, dan sangat mungkin akan
menyebabkan terjadinya perselisihan
3. Jawaban peserta didik akan beragam, tetapi setidaknya memuat penyataan bahwa sikap Tono itu sudah sesuai dengan nilai Pancasila terutama sila keempat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan






Rabu, 03 Agustus 2022

PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat

 PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat

Materi : Tata cara menyampaikan pendapat secara sistematis

Menyampaikan Pendapat Ketika Bermusyawarah

Dalam rangka menyambut hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati tanggal 2 Mei, SDN Sukamaju tempat Budi, Nanda, dan Reva bersekolah akan melakukan kegiatan pentas seni, seperti paduan suara, menari, dan seni drama. Tema pertunjukkan adalah guru dan masa depan pendidikan anak-anak Indonesia. Setiap kelas harus menampilkan salah satu dari tiga kreasi seni yang akan ditampilkan dalam kegiatan pentas seni. Semua peserta didik harus terlibat dalam kegitan tersebut, baik sebagai pemain maupun yang mempersiapkan peralatan.

Peserta didik kelas empat harus mengikuti salah satu kreasi seni tersebut. Mereka harus memilih kreasi seni yang benar-benar mereka kuasai sehingga bisa ditampilkan secara baik dan dapat memuaskan para penonton yang melihatnya. Kemudian, mereka mengadakan musyawarah kelas untuk menentukan jenis kreasi yang akan ditampilkan. Musyawarah kelas tersebut dipimpin oleh Nanda selaku ketua kelas empat.

Semua peserta didik menyampaikan pendapatnya dalam musyawarah tersebut. Akan tetapi mereka kesulitan untuk mencapai kesepakatan. Setiap peserta didik kelas empat ingin berpendapat, tetapi tidak mendengar pendapat orang lain. Nanda kesulitan mengambil keputusan. Semua peserta didik hanya ingin didengar tetapi tidak mau mendengar orang lain.

“Pokoknya, kita harus menampilkan seni pertunjukkan karena kreasi seni tersebut paling baik untuk ditampilkan kelas kita dibandingkan dengan kreasi seni lainya. Ingat teman-teman, penampilan kelas kita harus yang yang paling baik. Kelas kita harus bisa mengalahkan penampilan kelas-kelas lainnya. Menampilkan seni pertunjukkan adalah satu-satunya cara supaya kelas kita menjadi yang terbaik. Usul saya ini adalah yang terbaik. Ini juga telah dibicarakan dengan kelompok saya. Tolong dengarkan, hormati dan akui pendapat saya ini. Ini demi kepentingan kelas kita,” usul salah seorang peserta didik yang bernama Rani.

“Teman-teman, dari tadi kita hanya dituntut untuk mendengarkan dan menghormati pendapat Rani. Tetapi Rani sendiri tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Ran, tolong jangan memaksakan pendapat pada orang lain dong,” kata Putri menyanggah pendapat Rani.


“Nanda, sebagai ketua jelas kamu harus tegas. Jangan diam saja,” kata Andi kepada Nanda dengan nada membentak.

“Baiklah, saya mau bicara. Tetapi, teman-teman tolong dengarkan saya juga. Sebagai ketua kelas, saya juga ingin pendapat saya didengar. Saya paham, semua orang juga ingin didengar pendapatnya. Tetapi kalau semua ingin didengar dan tidak mau mendengar pendapat orang lain, kita tidak akan memperoleh suatu kesepakatan atas permasalahan yang kita hadapi. Teman-teman, yang terjadi sekarang diantara kita adalah setiap orang saling memaksakan kehendaknya dan terus saja berbicara tanpa mau mendengar orang lain. Saya tahu, semua orang ingin didengar, dihormati, dan diakui,” jelas Nanda.

Semua peserta didik diam mendengarkan penjelasan Nanda. Sebagian di antara mereka menyadari bahwa mereka telah keliru dengan saling memaksakan kehendaknya. Akan tetapi, Rani tetapa ngotot supaya pendapatnya dijadikannya keputusan.

“Teman-teman, permasalahan kelas kita itu kecil. Semuanya bisa diselesaikan dengan jalan kalian menerima dan melaksanakan pendapat saya tadi. Saya sangat sangat yakin, dengan menanpilkan seni pertunjukkan, kelas kita akan menjadi yang terbaik dalam kegiatan pentas seni nanti. Sekali lagi saya tekankan, tolong putuskan pendapat saya ini,” usul Rani sambil ngotot.

“Rani, mengapa kamu sangat ngotot dengan pendapatmu?” tanya Reva.

“Saya hanya ingin kelas kita menjadi yang terbaik. Ya, caranya dengan menampilkan seni pertunjukkan,” jawab Rani dengan nada tegas.

Semua peserta didik menjadi bingung, termasuk Nanda. Beruntung, wali kelas empat yaitu Ibu Ika datang dan mendengarkan apa yang terjadi dalam musyawarah peserta didik kelas empat.

“Ibu sudah mendengar dari tadi apa yang kalian musyawarahkan. Semua pendapat yang kalin kemukakan bagus-bagus. Pada intinya semuanya ingin menampilkan yang terbaik untuk kelas kita di kegiatan pentas seni nanti,” kata Bu Ika.

“Iya Bu. Kami ingin kelas kita menjadi yang terbaik. Akan tetapi, kami sulit mengambil keputusan karena semua peserta didik ingin pendapatnya di dengar dan dijadikan keputusan. Jadi, kami harus bagaimana, Bu?” tanya Nanda.

“Kalian tidak akan mendapatkan suatu kesepakatan sampai kapanpun jika kondisinya seperti ini. Ibu paham, semua orang ingin didengar, dihormati, dan diakui. Kita merasa bangga kalau pendapat kita didengar, diakui, dan dihormati orang. Tetapi, untuk memperoleh suatu keputusan bersama, kalian harus mementingkan kepentingan bersama dari kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu, kalian juga harus menghormati dan menghargai perbedaan pendapat, menerima dengan lapang dada setiap kritik, usul dan saran dari orang lain, menahan diri untuk tidak memaksakan kehendak bila pendapatnya tidak diterima, serta menyadari bahwa keputusan yang dihasilkan adalah keputusan yang terbaik demi kepntingan bersama,” kata Bu Ika.

“Bu, kalau pendapat saya tidak didengar, tidak dihormati, dan tidak diakui berarti itu kesalahan saya. Mungkin saya sering memaksakan kehendak orang lain?” kata Rani mengakui kesalahannya.

“Nah, kamu sudah menarik kesimpulan sendiri, Rani. Itu bagus sekali. Ibu kagum atas kejujuranmu mau mengakui kesalahan,” puji Bu Ika kepada Rani. “Supaya pendapat kalian didengar, dihormati, dan dihargai orang lain maka kalian harus berbuat sama kepada orang lain. Kalian paham maksud Ibu?” tanya Bu Ika.

Semua peserta didik terdiam mendengar penjelasan Bu Ika. Pada akhirnya, mereka sadar atas kekeliruan yang mereka lakukan. Kemudian, Bu Ika mempersilakan Nanda dan teman-temanya untuk kembali melanjutkan musyawarah dan berpesan supaya keputusan yang diambil adalah keputusan bersama dan bukan keputusan yang dipaksakan. Para peserta didik kelas empat pun melanjutkan musyawarah kelas dipimpin oleh Nanda.

“Teman-teman, kita harus segera menghasilkan keputusan bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Saya punya usul, bagaimana kita adakan pemungutan suara saja, supaya semua keinginan teman-teman bisa ditampung. Teman-teman tinggal memilih satu dari tiga pilihan kreasi seni untuk ditampilkan oleh kelas kita,” usul Nanda.

“Setuju,” semua peserta didik serempak menjawab.

“Baiklah kalau bagitu, sekarang teman-teman menuliskan pilihannya pada selembar kertas. Jika sudah, kumpulkan di meja saya. Nanti kita hitung bersama-sama hasilnya,” jelas Nanda.

Semua peserta didik kelas empat dengan senang hati menulis pilihan mereka dan menyerahkannya kepada Nanda. Kemudian Nanda dengan dibantu oleh Reva, Putri, dan disaksikan oleh semua peserta didik kelas empat, menghitung hasil pemungutan suara. Hasil pemungutan suara menunjukkan dari 30 orang peserta didik kelas empat, peserta didik yang memilih paduan suara sebanyak 15 orang, 5 orang memilih seni tari dan 10 orang memilih seni pertunjukkan. Dengan demikian, peserta didik kelas empat akan menampilkan paduan suara pada kegiatan pentas seni nanti.

“Teman-teman, berdasarkan hasil penghitungan suara, kelas kita akan menampilkan seni paduan suara pada kegaitan pentas seni nanti. Saya harap semuanya dapat menerima dan melaksanakan keputusan ini. Bagaimana teman-teman, apakah kalian puas dengan keputusan ini?” tanya Rapi.

“Puas,” jawab seluruh peserta didik kelas empat serempak termasuk Rani yang tadi ngotot ingin usulnya yang dijadikan keputusan. Akhirnya peserta didik kelas empat telah mempunyai keputusan bersama. Seluruh peserta didik mematuhi dan melaksanakan hasil kepusan bersama tersebut, meskipun pendapatnya tidak dijadikan keputusan.

Nah, dari cerita di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa suatu keputusan bersama tidak akan tercapai jika semua orang saling memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Keputusan bersama bukan merupakan keinginan dari satu orang atau satu golongan saja. Akan tetapi, merupakan hasil pertimbangan dari semua pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh semua peserta musyawarah dengan berdasarkan kepada prinsip keadilan. Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan bersama diperlukan kebijaksanaan untuk menampung aspirasi dari para peserta musyawarah sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses perumusan keputusan tersebut.

Penilaian Pengetahuan


Jawablah pertanyaan berikut ini!

1.  Apa saja yang harus kita perhatikan ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?

2.  Apa akibat yang akan terjadi apabila setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?

3.  Siswa kelas IV sedang melaksanakan musyawarah yang dipimpin oleh Nanda sebagai ketua kelas. Mereka bermusyawarah mengenai jenis kesenian yang akan ditampilkan ketika pentas seni sekolah. Tono mengusulkan untuk menampilkan pertunjukkan teater/drama yang menceritakan tentang perjuangan para pahlawan. Akan tetapi, usulan Tono tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar siswa kelas IV karena pertunjukkan teater/drama memerlukan waktu latihan yang cukup lama. Sedangkan, kegiatan Pentas Seni tinggal 4 hari lagi. Akhirnya, disepakati bahwa siswa kelas IV akan bernyanyi bersama dalam kegiatan tersebut dan Tono pun ikut menyetujuinya.

Berdasarkan cerita tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Tono yang menyetujui kesepakatan musyawarah kelas?

Kunci Jawaban 

1. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan pendapat:

a. Disampaikan dengan jelas

b. Tidak menyinggung perasaan orang lain

c. Tidak memotong pembicaraan orang lain

d. Tidak bertele-tele

e. Tidak memaksakan pendapatnya kepada orang lain


2. Musyawarah akan sulit mencapai kesepakatan, dan sangat mungkin akan
menyebabkan terjadinya perselisihan.

3. Jawaban peserta didik akan beragam, tetapi setidaknya memuat penyataan bahwa sikap Tono itu sudah sesuai dengan nilai Pancasila terutama sila keempat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat

 PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat

Materi : Hak dan kewajiban sebagai peserta didik dan anggota keluarga



A. Hak Anak di Rumah dan di Sekolah

1. Hak Anak di Rumah

Budi, Nanda, dan Reva berkumpul di taman belakang rumah Nanda. Mereka sedang belajar bersama untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Setelah belajar bersama, mereka saling bercerita tentang kasih sayang yang didapatkan dari orang tua. Orang tua mereka sangat sayang kepada mereka mereka selalu memerhatikan hak-hak anaknya. Oleh karena itu, Budi Nanda dan Reva sangat menghormati dan menyayangi kedua orang tuanya.


Setiap anak mempunyai hak. Hak adalah sesuatu yang harus diterima oleh seseorang. Hak anak di rumah, antara lain sebagai berikut:

a.  Hak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.

b.  Hak mendapatkan tempat tinggal dan pakaian.

c.  Hak mendapatkan makanan dan uang jajan.

d.  Hak mendapatkan pendidikan dan kesehatan.

e.  Hak untuk bermain.

f.  Hak untuk didengar pendapatnya.

2.  Hak Anak di Sekolah

Budi, Nanda, dan Reva bersekolah di SD Sukamaju. Sekolah mereka bersih. Sekolah mereka juga aman. Mereka bisa belajar dengan tenang. Apabila belum paham mereka bertanya kepada Bu Ika, guru mereka. Bu Ika menjawab pertanyaan mereka dengan senang hati.

Halaman sekolah Budi, Nanda, dan Reva sangat luas. Saat istirahat mereka bermain dengan teman teman yang lain di halaman sekolah dengan senang dan nyaman.

Selain mempunyai hak di rumah, Budi, Nanda, dan Reva juga mempunyai hak di sekolahnya. Hak-hak mereka, di antaranya sebagai berikut:

a. Hak mendapatkan pelajaran.

b. Hak bertanya kepada guru


c. Hak mendapat suasana belajar tenang dan aman.

d. Hak menjadi anggota perpustakaan.

e. Hak meminjam buku di perpustakaan.

f. Hak mendapatkan nilai.

g. Hak mendapatkan sarana belajar seperti buku, meja, dan kursi yang baik.

B.  Kewajiban di Rumah dan di Sekolah

1.  Kewajiban di Rumah

Budi, Nanda, dan Reva berangkat ke sekolah bersama-sama. Mereka tiba di sekolah lima belas menit sebelum bel masuk berbunyi. Hari ini Nanda dan Reva harus melaksanakan tugas membersihkan kelas. Nanda dan Reva secepatnya melaksanakan tugas tersebut dan selesai sebelum bel masuk berbunyi.

Bel tanda masuk sekolah berbunyi. Semua peserta didik SD Sukamaju masuk ke kelas masing-masing. Peserta didik kelas empat telah masuk ke kelasnya. Bu Ika masuk ke kelas dan mengucapkan salam. Kemudian menyuruh anak-anak berdoa. Hari ini Bu Ika akan mengajak peserta didik kelas empat belajar PPKn. Bu Ika akan menjelaskan materi tentang kewajiban seorang anak di rumah.

Bu Ika mulai menjelaskan materi. Seluruh peserta didik memerhatikan penjelasan Bu Ika. Menurut Bu Ika dalam kehidupan manusia selalu diarahkan oleh tata tertib. Tata tertib disebut juga peraturan. Peraturan dibuat agar ditaati. Taat pada peraturan merupakan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan.

Setiap anak memiliki kewajiban di rumahnya. Kewajiban itu antara lain belajar dan membantu orang tua. Membantu orang tua bisa dengan berbagai cara. Membantu orang tua tidak harus bekerja berat. Pekerjaan ringan pun dapat dilakukan, misalnya menyiram tanaman, membereskan tempat tidur, membereskan meja makan setelah makan, menyimpan buku pelajaran dan sepatu pada tempatnya, dan membersihkan kaca jendela.

Kalian juga harus menghormati orang tua kalian. Kalau orang tua memberi nasihat kalian harus mendengarkannya dan melaksanakan nasihat tersebut. Mengapa kalian harus berbakti dan menghormati orang tua? Ibu mengandung selama sembila bulan. Ibu berjuang menahan sakit ketika melahirkan kalian. Ayah bekerja untuk memberi nafkah keluarganya. Ayah dan ibu membesarkan dan memberi kasih sayang kepada kalian. Jadi, ibu dan ayah berhak mendapatkan penghormatan dan bakti dari anaknya.

Demikianlah penjelasan Bu Ika tentang kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anak di rumahnya masing-masing. Kemudian, Bu Ika mengakhiri pelajaran hari ini dan mempersilakan semua peserta didik kelas empat pulang ke rumahnya masing-masing. Budi, Nanda, dan Reva setelah mendapatkan penjelasan dari Bu Ika mereka semakin sadar bahwa mereka mempunyai kewajiban yang harus mereka lakukan di rumah masing-masing.

2.  Kewajiban di Sekolah

Setiap hari senin, Budi, Nanda, dan Reva berangkat bersama ke sekolah. Berbeda dari biasanya mereka kelihatan terburu-buru karena harus mengikuti upacara bendera. Mereka memakai topi, dasi, sepatu hitam, dan kaus kaki putih.

Semua peserta didik harus memakai seragam supaya terlihat rapi. Setiap peserta didik wajib mengikuti upacara bendera hari senin. Pada saat upacara bendera berlangsung, kalian tidak boleh berbicara. Kalian harus mengikuti semua tahapan upacara seperti penghormatan pada bendera merah putih, membacakan Pancasila, menyimak amanat pembina upacara, menyanyikan lagu wajib nasional, dan lainnya.

Selain wajib mengikuti upacara bendera, kalian sebagai peserta didik juga harus melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

a. memakai seragam yang ditentukan;

b. datang tidak terlambat;

c. memerhatikan guru ketika menjelaskan;

d. menjaga kebersihan sekolah;

e. menjaga ketenangan belajar;

f. mengikuti semua pelajaran;

g. mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Penilaian Pengetahuan

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1.  Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik!

2.  Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang anggota keluarga!

3.  Sebagai seorang peserta didik, kalian mempunyai hak dan kewajiban. Hak merupakan hal-hal yang kalian terima sebagai peserta didik setelah melaksanakan kewajiban. Berkaitan dengan hal itu, mengapa kita harus mendahulukan kewajiban dibandingkan dengan hak?


Kunci Jawaban :

1. 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik

a.  Hak peserta didik, diantaranya mendapatkan nilai, mendapatkan penjelasan dari guru, belajar dengan nyaman, menggunakan fasilitas sekolah, dan sebagainya.

b.  Kewajiban peserta didik, di antaranya mengerjakan tugas-tugas dari guru, menjaga kebersihan sekolah, mengikuti upacara bendera, merawat fasilitas sekolah, dan sebagainya.

 2. 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang anggota keluarga

a. Hak anak di rumah, di antaranya mendapatkan kasih sayang, mendapatkan uang jajan, hak mendapatkan pakaian, dan sebagainya.

b.  Kewajiban anak di rumah, di antaranya patuh pada nasihat orang tua, menjaga kebersihan rumah, menjaga nama baik keluarga, menyayangi saudara, dan sebagainya.

3. Supaya terwujud keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menjaga kita untuk tidak                   mengingkari kewajiban.

PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi da Norma di Masyarakat

 PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi da Norma di Masyarakat

Materi : Bentuk norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari

Norma-norma yang Berlaku di Masyarakat.

 

A. Hakikat Norma

Pada hari ini peserta didik kelas empat SDN Sukamaju kembali akan belajar pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bu Ika telah berada di ruang kelas. Begitu juga dengan para peserta didiknya, semuanya telah siap untuk belajar dan mendengarkan penjelasan dari Bu Ika. Pada pertemuan kali ini Bu Ika akan mengajak seluruh peserta didik kelas empat untuk mengenal mengenai norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Para peserta didik pun sangat penasaran. Mereka ingin segera tahu apa yang dimaksud norma itu. Rasa penasaran mereka sangat besar, bahkan ada diantara mereka yang langsung mengajukan pertanyaan. Nanda menanyakan arti norma, sedangkan Reva menanyakan jenis-jenis norma yang berlaku di masyarakat. Bu Ika sangat memahami kondisi para peserta didiknya tersebut. Bu Ika langsung mengobati rasa penasaran peserta didik dengan memberikan penjelasan yang mudah dipahami peserta didiknya. Para peserta didik sangat antusias mendengarkan penjelasan Bu Ika. Berikut inti penjelasan Bu Ika mengenai arti norma dan jenisnya.

1.  Arti Norma

Norma merupakan kaidah atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setiap manusia mempunyai sifat dan keinginan atau kepentingan yang berbeda-berbeda. Perbedaan tersebut mengakibatkan manusia berhubungan dengan manusia yang lainnya. Mereka saling bekerja sama, tolong-menolong, saling bantu, dan sebagainya dengan tujuan untuk memenuhi  kepentingannya itu. Nah, untuk mengatur hubungan antarmanusia ini sangat diperlukan suatu norma. Dengan demikian, norma itu sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Apakah norma sama dengan peraturan? Jawabannya tidak sama. Peraturan mempunyai arti yang lebih luas. Peraturan itu adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku atau perbuatan kita. Biasanya peraturan itu tertulis dan bagi yang melanggar ada sanksinya atau hukumannya. Misalnya, peraturan lalu lintas. Biasanya, peraturan lalu lintas itu tertulis. Bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksinya bisa berupa teguran, hukuman kurungan atau denda. Sanksi yang berupa denda atau hukuman kurungan diputuskan setelah diproses di pengadilan. Pengadilan adalah tempat untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak

Norma merupakan ukuran perilaku baik atau buruk, dan pantas atau tidak pantas. Biasanya norma itu disesuaikan dengan kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat. Norma juga dipengaruhi oleh keyakinan agama yang dianut warga. Norma disebut juga sebagai peraturan yang tidak tertulis. Misalnya, kewajiban menghormati orang tua. Anak yang menghormati orang tua berarti dia telah mematuhi norma yang berlaku. Sedangkan anak yang tidak hormat, berarti dia telah melanggar norma yang berlaku di masyarakatnya.

Nah, itulah bedanya antara norma dan peraturan. Jadi norma itu berbeda dengan peraturan.

2.  Bentuk-bentuk Norma

Norma-norma yang berlaku di masyarakat dikelompokan ke dalam empat macam, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.

Norma agama, yaitu ketentuan hidup manusia yang bersumber dari ketentuan Tuhan Yang Maha Esa yang tercantum dalam kitab suci setiap agama. Contoh norma agama di antaranya adalah kewajiban untuk beribadah bagi umatnya. Seorang umat beragama yang tidak melaksanakan kewajiban untuk beribadah, maka dia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan nanti dalam kehidupan di akhirat.

Norma kesusilaan, yaitu ketentuan dalam pergaulan manusia yang bersumber dari hati nuraninya. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesusilaan sifatnya tidak tegas karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa bersalah, menyesal, malu, dan sebagainya). Contoh norma kesusilaan, seperti kewajiban untuk berkata jujur setiap kali bergaul dengan orang lain. Orang tidak berkata jujur atau suka berbohong akan mendapatkan sanksi berupa perasaan bersalah di dalam hatinya. Ia akan terus menyesal karena telah berbohong kepada orang lain.

Norma kesopanan, yaitu ketentuan dalam kehidupan manusia yang timbul dari hasil pergaulan manusia di dalam masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesopanan sifatnya tidak tegas, tapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan. Contoh norma kesopanan, seperti kewajiban untuk menghormati orang tua, tidak menyinggung perasaan orang tua, mematuhi nasihat orang tua, dan sebagainya. Anak yang tidak hormat kepada orang tuanya, ia akan dikucilkan oleh orang tuanya, saudaranya ataupun oleh anggota masyarakat lainnya.



Norma hukum, yaitu aturan yang dibuat dan ditetapkan oleh badan yang berwenang mengatur manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (berisi perintah dan larangan). Sanksi terhadap pelanggaran norma hukum sifatnya tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang tanpa kecuali, biasanya berbentuk hukuman penjara dan denda. Contoh norma hukum, seperti larangan untuk membunuh orang lain. Setiap orang yang melakukan pembunuhan maka dia akan di hukum penjara yang lamanya sesuai yang ditentukan oleh hakim di pengadilan.

Norma-norma yang disebutkan di atas harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat. Dengan mematuhi norma-norma maka kehidupan masyarakat.



menjadi harmonis, saling menghormati, saling menghargai, dan tolong menolong antarsesama.

B. Melaksanakan Norma-Norma yang Berlaku di Lingkungan Masyarakat Sekitar

1.  Melaksanakan Norma-Norma di Sekolah

Bel tanda masuk kelas telah berbunyi. Seluruh peserta didik kelas SDN Sukamaju segera bergegas berbaris di depan kelasnya masing-masing. Peserta didik-peserta didik kelas empat pun berbaris di depan kelasnya dipimpin oleh Reva selaku ketua kelas mereka. Bu Ika pun telah berada di depan ruangan kelas empat. Para peserta didik masuk ke kelas dengan tertib sambil menjabat dan mencium tangan Bu Ika. Para peserta didik kemudian duduk dengan rapi dan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh Reva.

“Siap, beri salam,” kata Reva kepada teman-temannya.

“Selamat pagi, Bu!” sapa seluruh peserta didik kelas empat serentak.

“Selamat pagi!” jawab Bu Ika.

Sebelum memulai pelajaran Bu Ika terlebih dahulu memperhatikan dengan seksama seluruh peserta didiknya. Bu Ika memerhatikan seragam dan sepatu yang dipakai peserta didiknya serta rambut peserta didiknya. Kemudian, Bu Ika menegur salah satu peserta didiknya yang bernama Rudi. Rudi dipanggi ke depan kelas.

“Mengapa rambut kamu panjang dan tidak disisir rapi?” tanya Bu Ika.

“Maaf Bu, saya sengaja membiarkan rambut saya panjang dan disisirnya tidak rapi. Supaya saya kelihatannya seperti artis-artis sinetron,” jawab Rudi.



Jawaban Rudi yang seperti itu tentu saja memancing teman-temannya untuk berkomentar. “Huu, pengen kayak artis, kok lupa aturan,” komentar salah seorang temannya.

Belum selesai Bu Ika menegur Rudi, tiba-tiba pintu kelas diketuk dari luar. Di depan pintu tampak Andi dengan memakai seragam yang berbeda dengan temannya.

“Maaf Bu, saya terlambat,” kata Andi.

“Mengapa kamu terlambat dan tidak memakai seragam sekolah,?” tanya Bu Ika.

“Saya bangun kesiangan, Bu. Kemarin saya kehujanan, baju seragam saya kotor dan masih basah. Jadi, terpaksa saya memakai baju bebas,” jawab Andi.

Suasana kelas pun menjadi riuh. Teman-teman Andi pun ikut berkomentar. Melihat suasana kelas yang tidak tenang, Bu Ika segera menenangkan para peserta didiknya.

“Tenang anak-anak! Dengarkan semuanya, kalian tahu bahwa tata tertib di sekolah mewajibkan para peserta didiknya untuk berpakaian seragam, datang tepat waktu dan memotong rambutnya dengan rapi. Jika ada peserta didik yang melanggar tata tertib, ia harus diberi sanksi. Hari ini Ibu sangat kecewa, karena di kelas ini telah terjadi tiga pelanggaran yang seharusnya tidak perlu terjadi. Mengapa pelanggaran ini harus terjadi?” tanya Bu Ika. Semua peserta didik kelas tertunduk diam, suasana kelas pun menjadi hening.

“Kalian berdua maju ke depan!” kata Bu Ika kepada Rudi dan Andi.

Rudi dan andi pun maju ke depan sambil tertunduk malu.

“Karena kalian telah melanggar tata tertib sekolah, kalian ibu hukum. Kalian harus mengerjakan uji kompetensi satu yang terdapat dalam buku mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,” kata Bu Ika.

Bu Ika pun menjelaskan kepada selurus peserta didik mengenai pentingnya mematuhi peraturan atau tata tertib di sekolah. Supaya proses pembelajaran tidak terganggu dan dapat berjalan dengan tertib. Menurut Bu Ika, saat ini para peserta didik SDN Sukamaju sebagian besar telah melaksanakan tata tertib sekolah. Pelanggaran hanya dilakukan oleh sebagian kecil peserta didik saja. Para peserta didik sudah terbiasa masuk sekolah 15 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi, mengenakan pakaian seragam yang sesuai dengan ketentuan sekolah, mengerjakan tugas-tugas dari guru, bersahabat dengan teman-temannya, serta sopan terhadap guru atau orang yang lebih tua. Dengan melaksanakan tata tertib sekolah maka para peserta didik sudah melaksanakan norma-norma yang berlaku di sekolah.

2.  Melaksanakan Norma-Norma di Keluarga

Keluarga Reva terkenal sebagai keluarga yang rukun. Ayah Reva selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk senantiasa mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal. Ayah selalu mengajarkan kepada semua anggota keluarga untuk menghormati dan menghargai antar sesama anggota keluarga, serta bergaul dengan para tetangga secara baik. Keluarga Reva juga sering membantu warga yang sedang membutuhkan.

Suatu hari, Reva, ayah dan ibu berkumpul di teras rumah. “Yah, mengapa kita harus melaksanakan norma-norma yang berlaku di masyarakat?” tanya Reva.

“Bukan hanya di masyarakat, tetapi dalam kehidupan di keluarga pun kita harus mematuhi norma. Hal itu dikarenakan kita merupakan anggota keluarga dan bagian dari masyarakat. Norma-norma yang berlaku dibuat untuk ditaati oleh semua warganya. Sehingga akan tercipta kehidupan yang aman, damai, dan tertib,” jawab ayah.

“Dalam hal apa saja kita harus melaksanakan norma-norma itu, Yah?” tanya Reva penuh rasa penasaran.

“Dalam hal apapun kita harus berpegang teguh pada norma-norma yang berlaku. Kita harus saling menghargai, menghormati, dan tolong-menolong dengan sesama anggota keluarga yang lain. Sebagai seorang anak Reva harus patuh terhadap apa yang perintahkan oleh orang tua dan antaranggota keluargapun harus menjaga sopan santun dalam segala hal,” jelas ayah.

“Selain itu, kita juga harus bertutur kata yang lembut ketika berbicara. Sehingga kerukunan hidup akan selalu terjaga. Jangan lupa juga untuk senantiasa beribadah tepat pada waktunya. Karena itu, termasuk ketentuan norma agama yang harus kita laksanakan,” kata ibu menambahkan.

“Oh, ya kalau begitu Reva sangat paham sekarang. Norma-norma itu sangat penting untuk di taati,” kata Reva.

“Bagus kalau kamu sudah mengerti. Oh ya Bu, sekarang Ayah akan pergi ke rumah Pak RT. Beliau mengundang Bapak untuk memusyawarahkan rencana kerja bakti hari minggu besok,” kata ayah memberitahu Ibu dan Reva.

“Baiklah Yah! Reva, tolong antarkan kue ini kepada tetangga kita, Bu Reni. Ingat, kamu harus sopan. Ketuklah pintu dan ucapkan salam terlebih dahulu sebelum dipersilakan masuk. Bicaralah dengan ramah. Katakan kue ini untuk adik kecil, Dava!” kata Ibu.

“Baik, Bu!” kata Reva.

Reva kemudian membawa kue tersebut untuk diberikan kepada Bu Reni. Setelah sampai di rumah Bu Reni, Reva mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“Permisi, Bu. Saya disuruh ibu untuk mengantarkan kue ini untuk Dava,” kata Reva.



“Wah, tidak usah repot-repot nak. Masuk dulu nak!” kata Bu Reni.

“Maaf Bu, tidak usah, lain kali saja,” kata Reva.

“Terima kasih ya, atas pemberian kuenya. Sampaikan salam saya untuk Ibumu!” kata Bu Reni.


Penilaian Pengetahuan


Jawablah pertanyaan berikut ini!

1.  Jelaskan, apa yang dimaksud dengan norma?

2.  Sebutkan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat!

3.  Desa Sukasari merupakan desa yang mengalami berbagai kemajuan. Masyarakat desa tersebut hidup rukun satu sama lainnya. Mereka pun hidup tertib penuh kedamaian. Jarang sekali terdengar perselisihan atau pertentangan di antara warga masyarakat desa tersebut. Setiap warga merasa senang hidup di desa Sukasari.

Berkaitan dengan cerita singkat tersebut, silakan jawab pertanyaan berikut:

a. Menurut kalian apa yang menyebabkan Desa Sukasari mengalami berbagai kemajuan?

b. Menurut pendapat kalian, apa saja manfaat norma bagi masyarakat Desa Sukasari?


Kunci Jawaban :

1. Norma merupakan kaidah atau aturan yang harus dipatuhi oleh setiap manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. a. Norma Agama

    b. Norma Kesusilaan

    c. Norma Kesopanan

    d. Norma Hukum
3. a.  Jawaban peserta didik akan beragam, tetapi harus terarah pada materi tentang norma.               Misalnya, karena masyarakat desa Sukasari sangat mematuhi norma-norma yang                     berlaku.

   b.  Jawaban peserta didik akan beragam, tetapi setidaknya memuat tentang:

  ·       terwujudnya kerukunan;

  ·       masyarakat hidup tenteram;

  ·       masyarakat hidup tertib;

terwujudnya kedamaian

Entri yang Diunggulkan

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024

 KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024 Link:  KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024