KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Link: KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Ruang materi Tematik Sekolah Dasar
PERANGKAT/BAHAN AJAR KURIKULUM MERDEKA
💡 MODUL AJAR/RPP+
MA Kls 1 : s.id/MA_KM1
MA Kls 4 : https://s.id/MA_KM4
💡 Capaian Pembelajaran (CP)
CP Kls 1 + 2 : s.id/1eaM4
CP Kls 3 + 4 : s.id/1eaMa
CP Kls 5 + 6 : s.id/1eaMm
💡 Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
ATP Kls 1 : https://s.id/1eaMv
ATP Kls 4 : https://s.id/1eaMy
💡 Modul Proyek P5
P5 Kls 1 + 2 : s.id/P5_FaseA
P5 Kls 3 + 4 : s.id/P5_FaseB
P5 Kls 5 + 6 : s.id/P5_FaseC
💡 Buku Guru dan Siswa IKM
💡 Aplikasi Penilaian IKM
💡 Kalender Pendidikan 2022
💡 Prota Prosem IKM SD
💡 Jadwal Pelajaran IKM SD
Grup Berbagi Informasi :
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Musyawarah di lingkungan sekitar.
Bahan Bacaan Peserta Didik
Mengenal Musyawarah
A.
Musyawarah di Rumah
Keluarga Budi berencana akan
pergi bertamasya. Dalam menentukan tujuan bertamasya, Ayah selaku kepala
keluarga mengadakan musyawarah yang dikuti oleh semua anggota keluarga.
Dalam musyawarah itu, ayah meminta seluruh anggota keluarganya untuk menyampaikan pendapatnya mengenai tempat yang menjadi tujuan bertamasya.
“Siapa diantara kalian yang
akan memberikan usul duluan?,” tanya ayah kepada semuanya.
“Saya, Yah,” jawab Budi.
“Ayo apa usulmu, Nak?,” kata
ayah.
“Bagaimana kalau kita pergi
bertamasya ke gunung?” usul Budi.
“Baik, akan ayah tampung dulu.
Rud, apa usulmu?” tanya ayah kepada Kak Rudi.
“Bagaimana dengan Ibu?” tanya ayah
pada ibu.
“Bagaimana kalau kita pergi ke
rumah nenek saja? Kan kita sudah lama tidak
berkunjung ke rumah nenek.”
Usul ibu.
“Baiklah semua usul dari kalian
ayah terima dan hormati. Berikan ayah sedikit waktu untuk mengambil keputusan,”
kata ayah.
“Baik, Ayah,” jawab semuanya.
Setelah mempertimbangkan semua
pendapat, akhirnya ayah mengambil keputusan. “Setelah ayah pertimbangkan, kalau
kita pergi ke gunung saat ini, akan membahayakan keselamatan kita, karena
sekarang ini cuacanya sedang tidak bagus. Sedangkan kalau pergi rumah nenek,
saat ini bukan waktu yang tepat, karena rumah nenek cukup jauh sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian, tempat yang paling tepat
untuk dijadikan tempat kita bertamasya adalah kebun binatang. Bagaimana, apakah
kalian setuju?” tanya ayah pada Ibu, Budi, dan Kak Rudi.
“Setuju,” jawab mereka
serempak.
Akhirnya keluarga Budi sepakat
pergi bertamasya ke kebun binatang. Meskipun usulnya tidak dijadikan keputusan,
akan tetapi Budi mau menerimanya dan melaksanakan keputusan musyawarah itu.
B. Musyawarah di
Sekolah
Pada pelajaran hari ini, Bu Ika
selaku wali kelas empat akan memusyawarahkan rencana belajar di luar kelas.
Sebelumnya, siswa kelas empat juga mengadakan belajar di luar kelas
dengan melakukan kunjungan ke hutan lindung. Bu Ika belum mempunyai pilihan
tempat untuk dijadikan tempat belajar di luar kelas. Bu Ika pun segera
merundingkannya dengan seluruh siswa kelas empat.
“Anak-anak, pada semester dua ini, ibu merencanakan untuk
melaksanakan pembelajaran di luar kelas untuk mata pelajaran PPKn.
Pelaksanaannya pada pertengahan semester ini, setelah kalian melaksanakan
ulangan pertengahan semester. Bagaimana, apakah kalian setuju dengan rencana
tersebut?” tanya Bu Ika.
“Setuju,” jawaban seluruh siswa serempak.
“Baiklah. Akan tetapi ibu belum menentukan tempat yang
akan kita tuju. Karena ibu ingin kalian sendiri yang menentukannya. Siapakah
diantara kalian yang akan memberikan usul?” tanya Bu Ika.
“Saya, Bu,” jawab Reva.
“Silakan kemukakan pendapatmu, Reva,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita ke hutan lindung lagi, Bu?”
Karena kita bisa kembali melihat perkembangan tanaman
yang tumbuh di hutan tersebut,” usul Reva.
“Baik, ibu akan tampung dulu. Ada usulan lain?”
“Saya Bu,” jawab Nanda.
“Ya, silakan,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor Pemerintahan
Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah kita. Selain biayanya murah, kita juga
bisa menanyakan
kepada aparat desa mengenai lembaga-lembaga yang ada di
pedesaan, serta mengenai proses musyawarah yang biasa dilakukan oleh
pemerintahan desa,” usul Nanda.
“Bagus, ada yang mau berpendapat lagi?
“Saya, Bu,” jawab Budi.
“Silakan Budi,” kata Bu Ika.
“Bagaimana kalau kita berkunjung ke kantor kepolisian? Di
sana kita akan mendapatkan informasi mengenai cara kerja polisi dalam
memberantas kejahatan,” usul Budi.
“Baiklah, ibu rasa cukup. Sekarang kita mempunyai tiga
pilihan tempat yang kita jadikan sebagai tempat belajar kita. Sekarang kalian
pilih satu dari tiga tempat tersebut. Tuliskan tempat yang kalian pilih pada
selembar kertas dan digulung,” jelas Bu Ika
Seluruh siswa kelas empat langsung melaksanakan perintah
Bu Ika. Selang beberapa saat Bu Ika kembali bertanya: “Bagaimana, sudah selesai
semuanya,”
“Sudah, Bu,” jawab mereka serempak.
“ Budi, Ika, coba kalian kumpulkan gulungan kertas yang
ada pada teman kalian,” kata Bu Ika kepada Budi dan Reva.
“Baik, Bu,” jawab Budi dan Reva.
Setelah gulungan kertas tersebut terkumpul semuanya. Bu
Ika menyuruh Budi untuk membacakan setiap pilihan dari temannya yang tertulis
dalam gulungan kertas. Sementara itu, Sita menuliskannya di papan tulis. Kertas
yang dibaca Budi sudah habis. Reva pun mulai menghitung jumlah suara yang
diperoleh setiap pilihan tempat. Ternyata hasil penghitungan suara menunjukkan,
sebagian besar siswa kelas empat menginginkan belajar di luar kelas pada
semester dua ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan ke kantor Pemerintahan
Desa Sukamaju yang ada di dekat sekolah.
“Anak-anak, hasil perhitungan suara menetapkan bahwa
kelas kita akan berkunjung ke kantor Pemerintahan Desa Sukamaju. Ini adalah
keputusan musyawarah, yang berarti keputusan bersama. Kalian harus mematuhi
keputusan musyawarah ini. Jangan ada yang merasa kecewa karena tempat yang
diusulkannya tidak terpilih,” tegas Bu Ika.
Mendengar penjelasan Bu Ika, semua siswa kelas empat menerima hasil keputusan musyawarah yang mereka lakukan. Mereka sangat gembira, karena sebentar lagi akan belajar di luar kelas.
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Apa saja yang harus kita perhatikan
ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?
2.
Apa akibat yang akan terjadi apabila
setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?
3.
Sebagai ketua kelas, Andi ditugaskan
oleh Bu Dewi untuk memimpin musyawarah kelas untuk membahas mengenai jenis
kesenian yang akan ditampilkan oleh Kelas IV pada kegiatan pentas seni. Akan tetapi,
Andi langsung memutuskan sendiri jenis kesenian yang akan ditampilkan oleh
kelasnya tanpa bermusyawarah terlebih dahulu.
Berdasarkan cerita
tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Andi?
serta apa akibatnya?
a. Disampaikan dengan jelas b. Tidak menyinggung
perasaan orang lain c. Tidak memotong
pembicaraan orang lain d. Tidak bertele-tele e. Tidak memaksakan
pendapatnya kepada orang lain |
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Tata cara menyampaikan pendapat secara sistematis
Menyampaikan Pendapat Ketika Bermusyawarah
Dalam rangka menyambut hari Pendidikan Nasional yang biasa diperingati tanggal 2 Mei, SDN Sukamaju tempat Budi, Nanda, dan Reva bersekolah akan melakukan kegiatan pentas seni, seperti paduan suara, menari, dan seni drama. Tema pertunjukkan adalah guru dan masa depan pendidikan anak-anak Indonesia. Setiap kelas harus menampilkan salah satu dari tiga kreasi seni yang akan ditampilkan dalam kegiatan pentas seni. Semua peserta didik harus terlibat dalam kegitan tersebut, baik sebagai pemain maupun yang mempersiapkan peralatan.
Peserta didik kelas empat harus
mengikuti salah satu kreasi seni tersebut. Mereka harus memilih kreasi seni
yang benar-benar mereka kuasai sehingga bisa ditampilkan secara baik dan dapat
memuaskan para penonton yang melihatnya. Kemudian, mereka mengadakan musyawarah
kelas untuk menentukan jenis kreasi yang akan ditampilkan. Musyawarah kelas
tersebut dipimpin oleh Nanda selaku ketua kelas empat.
Semua peserta didik
menyampaikan pendapatnya dalam musyawarah tersebut. Akan tetapi mereka
kesulitan untuk mencapai kesepakatan. Setiap peserta didik kelas empat ingin
berpendapat, tetapi tidak mendengar pendapat orang lain. Nanda kesulitan
mengambil keputusan. Semua peserta didik hanya ingin didengar tetapi tidak mau
mendengar orang lain.
“Pokoknya, kita harus
menampilkan seni pertunjukkan karena kreasi seni tersebut paling baik untuk
ditampilkan kelas kita dibandingkan dengan kreasi seni lainya. Ingat teman-teman,
penampilan kelas kita harus yang yang paling baik. Kelas kita harus bisa
mengalahkan penampilan kelas-kelas lainnya. Menampilkan seni pertunjukkan
adalah satu-satunya cara supaya kelas kita menjadi yang terbaik. Usul saya ini
adalah yang terbaik. Ini juga telah dibicarakan dengan kelompok saya. Tolong
dengarkan, hormati dan akui pendapat saya ini. Ini demi kepentingan kelas
kita,” usul salah seorang peserta didik yang bernama Rani.
“Teman-teman, dari tadi kita hanya dituntut untuk mendengarkan dan menghormati pendapat Rani. Tetapi Rani sendiri tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Ran, tolong jangan memaksakan pendapat pada orang lain dong,” kata Putri menyanggah pendapat Rani.
“Nanda, sebagai ketua jelas
kamu harus tegas. Jangan diam saja,” kata Andi kepada Nanda dengan nada
membentak.
“Baiklah, saya mau bicara.
Tetapi, teman-teman tolong dengarkan saya juga. Sebagai ketua kelas, saya juga
ingin pendapat saya didengar. Saya paham, semua orang juga ingin didengar
pendapatnya. Tetapi kalau semua ingin didengar dan tidak mau mendengar pendapat
orang lain, kita tidak akan memperoleh suatu kesepakatan atas permasalahan yang
kita hadapi. Teman-teman, yang terjadi sekarang diantara kita adalah setiap
orang saling memaksakan kehendaknya dan terus saja berbicara tanpa mau
mendengar orang lain. Saya tahu, semua orang ingin didengar, dihormati, dan
diakui,” jelas Nanda.
Semua peserta didik diam
mendengarkan penjelasan Nanda. Sebagian di antara mereka menyadari bahwa mereka
telah keliru dengan saling memaksakan kehendaknya. Akan tetapi, Rani tetapa
ngotot supaya pendapatnya dijadikannya keputusan.
“Teman-teman, permasalahan
kelas kita itu kecil. Semuanya bisa diselesaikan dengan jalan kalian menerima
dan melaksanakan pendapat saya tadi. Saya sangat sangat yakin, dengan
menanpilkan seni pertunjukkan, kelas kita akan menjadi yang terbaik dalam
kegiatan pentas seni nanti. Sekali lagi saya tekankan, tolong putuskan pendapat
saya ini,” usul Rani sambil ngotot.
“Rani, mengapa kamu sangat
ngotot dengan pendapatmu?” tanya Reva.
“Saya hanya ingin kelas kita
menjadi yang terbaik. Ya, caranya dengan menampilkan seni pertunjukkan,” jawab
Rani dengan nada tegas.
Semua peserta didik menjadi
bingung, termasuk Nanda. Beruntung, wali kelas empat yaitu Ibu Ika datang dan
mendengarkan apa yang terjadi dalam musyawarah peserta didik kelas empat.
“Ibu sudah mendengar dari tadi
apa yang kalian musyawarahkan. Semua pendapat yang kalin kemukakan bagus-bagus.
Pada intinya semuanya ingin menampilkan yang terbaik untuk kelas kita di
kegiatan pentas seni nanti,” kata Bu Ika.
“Iya Bu. Kami ingin kelas kita menjadi yang terbaik. Akan tetapi, kami sulit mengambil keputusan karena semua peserta didik ingin pendapatnya di dengar dan dijadikan keputusan. Jadi, kami harus bagaimana, Bu?” tanya Nanda.
“Kalian tidak akan mendapatkan
suatu kesepakatan sampai kapanpun jika kondisinya seperti ini. Ibu paham, semua
orang ingin didengar, dihormati, dan diakui. Kita merasa bangga kalau pendapat
kita didengar, diakui, dan dihormati orang. Tetapi, untuk memperoleh suatu
keputusan bersama, kalian harus mementingkan kepentingan bersama dari
kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu, kalian juga harus menghormati
dan menghargai perbedaan pendapat, menerima dengan lapang dada setiap kritik,
usul dan saran dari orang lain, menahan diri untuk tidak memaksakan kehendak bila
pendapatnya tidak diterima, serta menyadari bahwa keputusan yang dihasilkan
adalah keputusan yang terbaik demi kepntingan bersama,” kata Bu Ika.
“Bu, kalau pendapat saya tidak
didengar, tidak dihormati, dan tidak diakui berarti itu kesalahan saya. Mungkin
saya sering memaksakan kehendak orang lain?” kata Rani mengakui kesalahannya.
“Nah, kamu sudah menarik
kesimpulan sendiri, Rani. Itu bagus sekali. Ibu kagum atas kejujuranmu mau
mengakui kesalahan,” puji Bu Ika kepada Rani. “Supaya pendapat kalian didengar,
dihormati, dan dihargai orang lain maka kalian harus berbuat sama kepada orang
lain. Kalian paham maksud Ibu?” tanya Bu Ika.
Semua peserta didik terdiam
mendengar penjelasan Bu Ika. Pada akhirnya, mereka sadar atas kekeliruan yang
mereka lakukan. Kemudian, Bu Ika mempersilakan Nanda dan teman-temanya untuk
kembali melanjutkan musyawarah dan berpesan supaya keputusan yang diambil
adalah keputusan bersama dan bukan keputusan yang dipaksakan. Para peserta
didik kelas empat pun melanjutkan musyawarah kelas dipimpin oleh Nanda.
“Teman-teman, kita harus segera menghasilkan keputusan
bersama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Saya punya usul, bagaimana kita adakan
pemungutan suara saja, supaya semua keinginan teman-teman bisa ditampung.
Teman-teman tinggal memilih satu dari tiga pilihan kreasi seni untuk
ditampilkan oleh kelas kita,” usul Nanda.
“Setuju,” semua peserta didik serempak menjawab.
“Baiklah kalau bagitu, sekarang teman-teman menuliskan
pilihannya pada selembar kertas. Jika sudah, kumpulkan di meja saya. Nanti kita
hitung bersama-sama hasilnya,” jelas Nanda.
Semua peserta didik kelas empat dengan senang hati
menulis pilihan mereka dan menyerahkannya kepada Nanda. Kemudian Nanda dengan dibantu
oleh Reva, Putri, dan disaksikan oleh semua peserta didik kelas empat,
menghitung hasil pemungutan suara. Hasil pemungutan suara menunjukkan dari 30
orang peserta didik kelas empat, peserta didik yang memilih paduan suara
sebanyak 15 orang, 5 orang memilih seni tari dan 10 orang memilih seni
pertunjukkan. Dengan demikian, peserta didik kelas empat akan menampilkan
paduan suara pada kegiatan pentas seni nanti.
“Teman-teman, berdasarkan hasil penghitungan suara, kelas
kita akan menampilkan seni paduan suara pada kegaitan pentas seni nanti. Saya
harap semuanya dapat menerima dan melaksanakan keputusan ini. Bagaimana teman-teman,
apakah kalian puas dengan keputusan ini?” tanya Rapi.
“Puas,” jawab seluruh peserta didik kelas empat serempak
termasuk Rani yang tadi ngotot ingin usulnya yang dijadikan keputusan. Akhirnya
peserta didik kelas empat telah mempunyai keputusan bersama. Seluruh peserta
didik mematuhi dan melaksanakan hasil kepusan bersama tersebut, meskipun pendapatnya
tidak dijadikan keputusan.
Nah, dari cerita di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa suatu keputusan bersama tidak akan tercapai jika semua orang saling memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Keputusan bersama bukan merupakan keinginan dari satu orang atau satu golongan saja. Akan tetapi, merupakan hasil pertimbangan dari semua pandangan atau pendapat yang dikemukakan oleh semua peserta musyawarah dengan berdasarkan kepada prinsip keadilan. Oleh karena itu, dalam mengambil suatu keputusan bersama diperlukan kebijaksanaan untuk menampung aspirasi dari para peserta musyawarah sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam proses perumusan keputusan tersebut.
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Apa saja yang harus kita perhatikan
ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan musyawarah?
2.
Apa akibat yang akan terjadi apabila
setiap peserta musyawarah tidak mamatuhi aturan ketika menyampaikan pendapat?
3.
Siswa kelas IV sedang melaksanakan
musyawarah yang dipimpin oleh Nanda sebagai ketua kelas. Mereka bermusyawarah
mengenai jenis kesenian yang akan ditampilkan ketika pentas seni sekolah. Tono mengusulkan
untuk menampilkan pertunjukkan teater/drama yang menceritakan tentang
perjuangan para pahlawan. Akan tetapi, usulan Tono tersebut tidak disetujui
oleh sebagian besar siswa kelas IV karena pertunjukkan teater/drama memerlukan
waktu latihan yang cukup lama. Sedangkan, kegiatan Pentas Seni tinggal 4 hari
lagi. Akhirnya, disepakati bahwa siswa kelas IV akan bernyanyi bersama dalam
kegiatan tersebut dan Tono pun ikut menyetujuinya.
Berdasarkan cerita
tersebut, bagaimana penilaian kalian terhadap sikap yang ditampilkan oleh Tono
yang menyetujui kesepakatan musyawarah kelas?
Kunci Jawaban
1. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyampaikan pendapat:
a. Disampaikan dengan jelas b. Tidak menyinggung
perasaan orang lain c. Tidak memotong
pembicaraan orang lain d. Tidak bertele-tele e. Tidak memaksakan
pendapatnya kepada orang lain |
PPKn Fase B Kelas 4 SD Bab 2 : Konstitusi dan Norma di Masyarakat
Materi : Hak dan kewajiban sebagai peserta didik dan anggota keluarga
A. Hak Anak di Rumah dan di Sekolah
1. Hak Anak di Rumah
Budi, Nanda, dan Reva berkumpul
di taman belakang rumah Nanda. Mereka sedang belajar bersama untuk mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). Setelah belajar bersama, mereka saling bercerita tentang kasih sayang
yang didapatkan dari orang tua. Orang tua mereka sangat sayang kepada mereka
mereka selalu memerhatikan hak-hak anaknya. Oleh karena itu, Budi Nanda dan
Reva sangat menghormati dan menyayangi kedua orang tuanya.
Setiap anak mempunyai hak. Hak
adalah sesuatu yang harus diterima oleh seseorang. Hak anak di rumah, antara
lain sebagai berikut:
a. Hak mendapatkan kasih sayang dan perlindungan
dari orang tua.
b. Hak mendapatkan tempat tinggal dan pakaian.
c. Hak mendapatkan makanan dan uang jajan.
d. Hak mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
e. Hak untuk bermain.
f. Hak untuk didengar pendapatnya.
2. Hak Anak di
Sekolah
Budi, Nanda, dan Reva
bersekolah di SD Sukamaju. Sekolah mereka bersih. Sekolah mereka juga aman.
Mereka bisa belajar dengan tenang. Apabila belum paham mereka bertanya kepada
Bu Ika, guru mereka. Bu Ika menjawab pertanyaan mereka dengan senang hati.
Halaman sekolah Budi, Nanda,
dan Reva sangat luas. Saat istirahat mereka bermain dengan teman teman yang
lain di halaman sekolah dengan senang dan nyaman.
Selain mempunyai hak di rumah,
Budi, Nanda, dan Reva juga mempunyai hak di sekolahnya. Hak-hak mereka, di
antaranya sebagai berikut:
a. Hak mendapatkan pelajaran.
b. Hak bertanya kepada guru
c. Hak mendapat suasana belajar
tenang dan aman.
d. Hak menjadi anggota
perpustakaan.
e. Hak meminjam buku di
perpustakaan.
f. Hak mendapatkan nilai.
g. Hak mendapatkan sarana
belajar seperti buku, meja, dan kursi yang baik.
B. Kewajiban di
Rumah dan di Sekolah
1. Kewajiban di
Rumah
Budi, Nanda, dan Reva berangkat
ke sekolah bersama-sama. Mereka tiba di sekolah lima belas menit sebelum bel
masuk berbunyi. Hari ini Nanda dan Reva harus melaksanakan tugas membersihkan
kelas. Nanda dan Reva secepatnya melaksanakan tugas tersebut dan selesai
sebelum bel masuk berbunyi.
Bu Ika mulai menjelaskan
materi. Seluruh peserta didik memerhatikan penjelasan Bu Ika. Menurut Bu Ika
dalam kehidupan manusia selalu diarahkan oleh tata tertib. Tata tertib disebut
juga peraturan. Peraturan dibuat agar ditaati. Taat pada peraturan merupakan
kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan.
Setiap anak memiliki kewajiban
di rumahnya. Kewajiban itu antara lain belajar dan membantu orang tua. Membantu
orang tua bisa dengan berbagai cara. Membantu orang tua tidak harus bekerja
berat. Pekerjaan ringan pun dapat dilakukan, misalnya menyiram tanaman,
membereskan tempat tidur, membereskan meja makan setelah makan, menyimpan buku pelajaran
dan sepatu pada tempatnya, dan membersihkan kaca jendela.
Demikianlah penjelasan Bu Ika
tentang kewajiban yang harus dilaksanakan setiap anak di rumahnya
masing-masing. Kemudian, Bu Ika mengakhiri pelajaran hari ini dan mempersilakan
semua peserta didik kelas empat pulang ke rumahnya masing-masing. Budi, Nanda,
dan Reva setelah mendapatkan penjelasan dari Bu Ika mereka semakin sadar bahwa
mereka mempunyai kewajiban yang harus mereka lakukan di rumah masing-masing.
2. Kewajiban di
Sekolah
Setiap hari senin, Budi, Nanda,
dan Reva berangkat bersama ke sekolah. Berbeda dari biasanya mereka kelihatan
terburu-buru karena harus mengikuti upacara bendera. Mereka memakai topi, dasi,
sepatu hitam, dan kaus kaki putih.
Selain wajib mengikuti upacara bendera, kalian sebagai
peserta didik juga harus melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
a. memakai seragam yang ditentukan;
b. datang tidak terlambat;
c. memerhatikan guru ketika menjelaskan;
d. menjaga kebersihan sekolah;
e. menjaga ketenangan belajar;
f. mengikuti semua pelajaran;
Penilaian Pengetahuan
Jawablah pertanyaan
berikut ini!
1.
Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan
kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik!
2.
Sebutkan 3 (tiga) macam hak dan
kewajiban kalian sebagai seorang anggota keluarga!
3.
Sebagai seorang peserta didik, kalian
mempunyai hak dan kewajiban. Hak merupakan hal-hal yang kalian terima sebagai
peserta didik setelah melaksanakan kewajiban. Berkaitan dengan hal itu, mengapa
kita harus mendahulukan kewajiban dibandingkan dengan hak?
Kunci Jawaban :
1. 3 (tiga) macam hak dan kewajiban kalian sebagai seorang peserta didik
a. Hak peserta didik, diantaranya mendapatkan
nilai, mendapatkan penjelasan dari guru, belajar dengan nyaman, menggunakan
fasilitas sekolah, dan sebagainya. b. Kewajiban peserta didik, di antaranya
mengerjakan tugas-tugas dari guru, menjaga kebersihan sekolah, mengikuti
upacara bendera, merawat fasilitas sekolah, dan sebagainya. |
a. Hak anak di rumah,
di antaranya mendapatkan kasih sayang, mendapatkan uang jajan, hak
mendapatkan pakaian, dan sebagainya. b. Kewajiban anak di rumah, di antaranya patuh
pada nasihat orang tua, menjaga kebersihan rumah, menjaga nama baik keluarga,
menyayangi saudara, dan sebagainya. |
3. Supaya terwujud keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta menjaga kita untuk tidak mengingkari kewajiban.
KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024 Link: KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024